Hendi : Waspadai Gelombang Ketiga, Tetap Patuhi Prokes

Pemerintah Kota Semarang terus melakukan percepatan vaksinasi meskipun sudah berada pada Level 1. Selain itu sosialisasi terkait dengan penerapan protokol kesehatan juga terus dilakukan kepada warga masyarakat.


Pasalnya, jika percepatan vaksinasi tidak terus digenjot dan prokes di masyarakat mulai melemah, gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi pada bulan Februari bisa datang.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan prediksi melonjaknya kasus dengan datangnya gelombang ketiga kemungkinan berasal dari Libur Natal dan Tahun Baru mendatang. Untuk itu, ia berpesan agar masyarakat tetap mematuhi prokes agar gelombang ketiga bisa diantisipasi.

"Wabah itu perlu sebuah kajian, termasuk gelombang ketiga Covid-19 yang kemungkinan akan datang pada bulan Februari 2022," kata Hendi, sapaan akrab walikota Semarang, Jumat (29/10).

Pasalnya dalam momentum Natal dan Tahun Baru nanti mobilitas masyarakat akan lebih tinggi dari hari biasanya. Masyarakat biasanya akan memanfaatkan momentum tersebut untuk berlibur yang bisa membuat rawan terjadi penularan jika prokes tidak dijaga dengan ketat.

"Saya harap masyarakat yang belum di vaksin mau untuk di vaksin dan jangan sampai lengah terhadap prokes," terangnya.

Hendi mengimbau kepada semua perkantoran, mal hingga tempat wisata selain menerapkan pengawasan prokes di lingkungannya, juga menggunakan aplikasi PeduliLindungi di lingkungannya.

"Vaksinasi terus kita genjot, untuk V1 saat ini sudah 107 persen dan V2 capaiannya sudah 87 persen. Intinya apa yang membuat warga Semarang sehat akan terus kita lakukan," ungkapnya.

Semantara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan dalam sisa waktu di akhir tahun ini diharapkan tidak akan ada lagi klaster baru yang muncul. Sehingga di tahun 2022, tidak ada lagi pandemi, namun turun menjadi endemi.

"2022 kita menatapnya bukan pandemi lagi. Harus turun ke endemi. Kalau levelnya turun harapannya wabah ini seperti influenza," kata Hakam.

Dinkes sendiri, kata dia, terus mengupayakan agar pandemi bisa turun menjadi endemi. Hakam menyebut ada empat upaya yang dilakukan yakni kesiapan rumah sakit, testing dan tracing, vaksinasi, serta edukasi protokol kesehatan.

"Empat upaya itu yang terus menerus dilakukan. Rumah sakit, oksigen harus siap. Testing harus terus dilakukan. Cakupan vaksinasi sudah melebihi 70 persen. Edukasi juga masih kami lakukan, termasuk melakukan perubahan perilaku masyarakat dan lingkungan," bebernya.