Hingga minggu ke-10 tahun 2019 atau awal Maret, 50 warga Jawa Tengah meninggal karena Demam Berdarah Dengue (DBD).
- Anas: RSUD Patut. jadi Contoh RS lainya
- Bisa Cegah Stunting, Angka Konsumsi Ikan Purbalingga Digenjot
- Alfamart Bantu Ketersediaan Darah di PMI
Baca Juga
Hal itu diungkapkan, Tatik Murhayati Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
"Jumlah penderita hingga saat ini mencapai 3.146 jiwa, kebanyakan yang meninggal anak usia sekolah antara 10 tahun hingga 14 tahun," katanya pada RMOL Jateng, Selasa (19/3).
Ia menyebut kematian karea DBD biasanya karena respon masyarakat kurang atau pengenalan DBD kurang.
Hal itu mengakibatkan penanganan terlambat.
Adapun pada Januari, tiga besar daerah yang terjangkit DBD yaitu Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga dan Kabupaten Jepara.
Sedangkan, pada Februari posisi itu berubah. Kota Magelang jadi peringkat pertama disusul Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Jepara.
"Belum ada yang berstatus KLB hingga sekarang," katanya.
Di sisi lain jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Semarang meningkat drastis dibanding tahun lalu.
Hingga pertengahan Maret 2019, jumlah kasus DBD di kota Semarang mencapai 168 peristiwa.
Padahal jumlah kasus sepanjang 2018 hanya mencapai 103.
"Tujuh pasien di antaranya meninggal dunia. Tapi sekarang belum masuk KLB," kata Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Mada Gautama.
- Sembari Menunggu Logistik Sinovac, DKK Data Anak Usia 5 - 11 Tahun
- Torehkan Rekor Akseptor KB Terbanyak, PT Djarum Diganjar Penghargaan MURI
- Percepat Vaksin, Pemprov Jateng Dorong Vaksinasi Berbasis Desa