Hotel Di Tawangmangu Dukung Kebijakan Pemerintah Terkait PSBB

Pemberlakuan PSBB di Jawa dan Bali mau tak mau berimbas juga di sekor pariwisata, khususnya di Jawa Tengah. Perintah mengawasi dengan ketat operasional tempat wisata.


Pembongkaran bangunan liar tak berizin di kawasan Sekaran pagi tadi oleh Satpol PP Kota Semarang berimbas pada salah satu pemilik lapak yang bingung membayar hutang karena tempat mencari nafkahnya dibongkar.

Tri Agung, warga Kali Alang, Kelurahan Sukorejo mengaku memiliki hutang sebesar Rp5 juta saat akan membangun lapak dagangannya dua bulan silam.

Ini lapak saya bangun sendiri totalnya sekitar Rp5 juta dan saya masih hutang untuk modal membangun lapak ini. Nanti saya paling minta dispensasi atau keringanan sama yang meminjamkan saya uang karena ini kan dapat musibah," ujar Agung saat menyaksikan lapaknya dibongkar petugas, Selasa (22/12).

Hingga kini, diakui Agung, hutangnya belum lunas, karena berjualan di masa pandemi Covid-19 tidak banyak mendapat untung.

"Jualan kerang dan susu rempah, ya ini selama pandemi bisa untuk kulakan lagi itu udah baguslah, Mbak," keluhnya.

Diakuinya, tanah yang dipakai untuk membuka warung memang bukan tanah pribadinya, tapi milik orang lain. Namun pemilik tanah telah mengizinkan Agung untuk memakai tanah tanpa harus membayar sewa.

"Saya ijinnya ke pemilik tanah selama pemilik tanah tidak menggunakan ya kami boleh pakai tanah ini untuk dagang tapi jangan makan bahu jalan, dan kami tidak dipungut biaya untuk sewa. Ya saya ikhlas saja lapak saya di bongkar, karena saya tahu saya salah," tuturnya.

Sementara itu, Lurah Sekaran, Eko S. Riyanto sudah berulang kali memberikan peringatan pada pedagang kaki lima di kawasan Sekaran untuk membongkar lapaknya. Namun hal tersebut justru tidak diindahkan mereka.

"Sudah tiga kali kita peringatkan sejak bulan September bahkan secara lisan dan tertulis tapi dari PKL kurang respon atas peringatan yang kami berikan. Kami sudah beritahu baik-baik nantinya akan ada pembongkaran dari Satpol PP dan saya sudah bilang kalau bisa di bongkar secara mandiri tapi ternyata sampai hari H masih belum dibongkar sendiri, jadi itu risiko," tegas Eko.