Sungguh kasihan nasib industri hotel nasional. SeÂlain bisnisnya yang sedang lesu, industri ini juga kena dampak teror bom. Sebab, beÂberapa negara mengeluarkan peringatan kepada warganya agar tidak ke Indonesia dulu. Akibatnya sektor pariwisata turun. Industri hotel sudah jatuh ketiban tangga.
- Gerai Busana Muslim Al Fath Dukung Program Vaksinasi Booster
- Enam Kabupaten Di Muria Raya Disuntik Pasokan Gas Melon Selama Lebaran
- Literasi Digital Perlu Ditingkatkan Untuk Dorong Perekonomian
Baca Juga
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani meminta pemerintah segera menyeleÂsaikan aksi teror ini hingga ke akarnya sebelum peringatan (travel advice) itu naik menÂjadi larangan (travel banned). Jika terus seperti ini, industri pariwisata terancam kehilangan pelancong dan industri hotel akan kena efeknya juga.
"Kita berharap segera terÂungkap dalangnya, jaringanÂnya, dan ini harus dituntaskan. Di pengadilan juga harus divonis setimpal dengan perÂbuatan yang dilakukan," pinÂtanya kepada Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Untuk diketahui, rentetan teror yang terjadi di IndoneÂsia mengakibatkan 14 negara mengeluarkan travel advice. Di antaranya Swiss, Filipina, Brazil, Perancis, Kanada, Irlandia, Polandia, Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Hongkong, Australia, AmerÂika, dan Inggris.
Menurut dia, sampai saat ini industri pariwisata beÂlum begitu terdampak dari serangkaian aksi terorisme. Sebab masalah yang terjadi di sektor pariwisata lebih kepada pemerintah negara asal para pelancong.
"Kalau mereka ngeluarin travel ban, kita pasrah, nggak bisa ngapa-ngapain lagi. Selama nggak ada travel ban oke-oke saja, dan mudah-mudahan ngÂgak ada," ungkap Hariyadi seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL
Dia berharap pemerintah bertindak cepat agar travel advice dari berbagai negara tidak naik menjadi larangan. Dengan travel ban, tidak ada lagi warga negara asing yang berwisata ke Indonesia. Sehingga jumlah wisatawan berkurang, dan target yang dibuat Kementerian PariÂwisata pun gagal.
Terkait iklim investasi, tidak ada masalah. Dia bahÂkan sempat berbincang denÂgan kolega dari luar negeri terkait iklim investasi dan perekonomian Indonesia.
"Saya bertemu delegasi Amerika, teman-teman menÂganggap Indonesia relatif ama. Ini adalah risiko yang bisa terjadi di mana saja, bahkan di Amerika sendiri. Namanya teroris, apa saja bisa dilakukan," cetusnya.
Sebab itu, dia meminta revisi Undang-Undang TerÂorisme segera disahkan. Presiden bahkan akan menerÂbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) jika sampai Juni Undang-Undang Terorisme belum rampung.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, sektor pariwisata belum terpapar dampak negatif aksi teror.
"Jadi kalau travel advise secara statistik belum banyak memÂpengaruhi, karena itu memang kewajiban bagi negara itu untuk mengingatkan agar tidak datang ke daerah tertentu di sebuah negara," katanya.
Arief menjelaskan, travel advice yang dikeluarkan beÂberapa negara hanya ditujukan ke Surabaya. Beda halnya jika yang dikeluarkan travel banned yang memang ditujukan kepada warga negara untuk tidak beperÂgian ke Indonesia.
"Contohlah, kalau mau terus terang, yang datang ke SuraÂbaya juga nggak sampai sekian persen, gitu ya. Jadi masih banyak destinasi lain yang bisa dikunjungi," cetusnya.
- Pengakuan Pengusaha Industri Genting Bata, Saat Tiba Bulan Muharam
- Atasi Dampak Kenaikan BBM, Jateng Kucurkan Rp60 Miliar Bantu Petani, Nelayan, Sopir Angkot, dan Ojol
- 68 Persen Peserta BLK Batang Diserap Dunia Kerja