Pergantian tahun baru Hijriah atau 1 Muharam yang dalam masyarakat Jawa disebut malam satu Sura dalam penanggalan Jawa dimaknai sebagai ajang untuk perenungan diri dengan banyak berdoa kepada Allah SWT.
- Ratusan Massa di Grobogan Bentrok dengan Polisi
- Bosan Kebanjiran, Warga Poncol Pekalongan Minta Pemkot Turun Tangan
- Yasip Khasani Akan Dievaluasi Pj Gubernur 2 Minggu Lagi
Baca Juga
Keraton Kasunanan Surakarta menggelar kirab kebo bule, sembilan kebo bule ini dikirab bersama dengan sembilan pusaka milik Keraton Surakarta.
Demikian juga dengan Pura Mangkunegaran, juga menggelar ritual tapa bisu keliling tembok Pura Mangkunegaran.
Sementara itu keturunan trah Mataram, melalui Lembaga Dewan Adat (LDA) lebih memilih memperingati malam satu Suro dengan cara menggelar pengajian di Masjid Agung Surakarta.
Selain itu, sekaligus memperingati Wilujengan Mapag 1 Suro Jawi saha Kol dalem SISKS Paku Buwono X.
Kepada RMOLJateng, GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) sampaikan dalam doa bersama tersebut banyak sekali harapan agar di tahun-tahun ini bisa memberikan kebaikan untuk untuk semuanya.
"Supaya semua konflik yang ada saat ini baik di sini (internal keraton) bisa segera terselesaikan. Dan mendoakan bangsa Indonesia agar tidak ada perpecahan, hidup berdampingan dengan damai," papar Gusti Wandansari, Minggu (1/9).
Ditambahkannya, untuk itulah keturunan trah Mataram yakni para sentana dalem, abdi dalem, saha kawula dalem ing Surakarta Hadiningrat semalam telah menggelar doa bersama di Masjid Agung Surakarta.
Hadir dalam doa bersama putri dalem Pakubuwono XII seperti Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Galuh Kencono, GKR Retni Dumilah. Juga putri dari PB XIII GKR Timoer Rumbai turut hadir dalam acara tersebut.
"Semalam kita sudah menggelar doa bersama para sentana dalem, abdi dalem, saha kawula dalem ing Surakarta Hadiningrat," lanjutnya.
Dirinya berharap agar konflik kraton juga segera berakhir karena kondisi keraton saat ini sangat memprihatikan. Pemerintah yang diwakilkan oleh tim dari Wiranto harus menjalankan instruksi presiden, agar benar-benar mengakomodir seluruh Sentono (trah keturunan keraton).
"Sing penting menika ayem, tentrem. Karena beberapa hari ini rasane gak enak terus ada 'setan gundul' sing mboten pas. Kami berharap tim pak Wiranto betul-betul bisa mengakomodir seluruh sentana. Harus dipertemukan benar," tegasnya.
- Monumen Knalpot Brong Berbentuk Ikan di Pati Diresmikan
- Permasalahan Di Jawa Tengah Semakin Mengkhawatirkan, Rakyat Harus Ikut Terlibat
- Desa Selabaya Juara Posko Covid-19 dan Jogo Tonggo