Peneliti Center for Indonesia Policy Analysis (CIPA) Fadillah Putra menilai setidaknya ada dua kriteria yang sedang dipikirkan Joko Widodo untuk memilih pendampingnya pada Pilpres 2019.
- Tiga Pilar di Kudus Diminta Amankan Desa, Antisipasi Meletusnya Konflik Pilkada
- KPU Kabupaten Tegal Upayakan Partisipasi Masyarakat Minimal 79% Pemilu 2024
- Pilgub Jateng 2024: Pengusaha Muda Batang Juga Dukung Irjen Ahmad Luthfi
Baca Juga
Pertama calon wakil presiden nanti mempunyai kompetensi manajerial dalam bidang tertentu, kedua memiliki kekuatan politik signifikan.
Menurut Fadillah, untuk memadukan kedua kriteria tersebut sangat sulit, sehingga Jokowi masih melakukan penjajakan dengan sejumlah tokoh politik. Namun ada saja sosok yang dinilai bisa menjalankan keduanya.
"Pak Airlangga ini sedikit banyak mungkin hampir memenuhi dua aspek tadi, yang lain kan lebih lihai politiknya namun kurang profesionalitasnya, atau sebaliknya," ujar Fadillah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (27/3).
Seperti diketahui, Jokowi mengundang sejumlah tokoh politik untuk bertemu, baik secara formal maupun informal. Adapun sejumlah tokoh tersebut yakni, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketum PPP M. Romahurmuziy, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Di sisi lain, Jokowi mengatakan, proses penjaringan Cawapres masih berjalan. Sehingga, pengumuman nama calon wakilnya tidak akan diumumkan dalam waktu dekat. Apalagi, menurutnya, pembahasan Cawapres harus melibatkan para ketua parpol pendukung.
- Ganjar: Ara Memang Dekat dengan Pak Jokowi
- Kaesang Temui Luthfi-Gus Yasin & Yoyok-Joss
- Bakal Calon Bupati Jalani Fit And Proper Test Di Kantor PDI-P Jateng, Optimis Dapat Rekomendasi