Inovasi Crawler Dumper, Totok Prasetyo: Kontribusi Polines dalam Pengembangan Industri Sawit Nasional

Politeknik Negeri Semarang (Polines) berhasil menunjukkan inovasi dalam teknologi kelapa sawit, meskipun berada di wilayah tanpa kebun sawit. Salah satu pencapaian signifikan adalah inovasi crawler dumper yang dikembangkan oleh Denny Surindra, dosen Jurusan Teknik Mesin Polines, bersama tim mahasiswanya. Crawler dumper ini menjawab berbagai persoalan yang dihadapi para petani dan industri kelapa sawit di Indonesia.


Hal itu disampaikan Direktur Polines Prof Dr Totok Prasetyo dalam Workshop "Penguatan Sarana Prasarana Pertanian dan Penyuluhan untuk UKMK Petani Sawit Nasional" yang diselenggarakan oleh Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Selasa (7/11). 

"Inovasi teknologi crawler dumper, menjadi bukti nyata kontribusi Polines dalam pengembangan sektor kelapa sawit nasional," ungkap 

Totok Prasetyo.

Totok juga menyoroti aspek edukasi yang mendukung petani kelapa sawit serta peningkatan sumber daya manusia yang berdaya saing dan inovatif.

"Workshop ini memperlihatkan betapa pentingnya peran pendidikan tinggi dalam memberikan edukasi yang mendukung petani kelapa sawit, memperhatikan aspek peningkatan sumber daya manusia yang berdaya saing dan inovatif," imbuh Totok.

Totok menegaskan bahwa pendidikan tinggi memainkan peran vital dalam pengenalan, pemeliharaan, dan pengembangan industri kelapa sawit. Harapannya, inovasi dan kolaborasi seperti yang dilakukan Polines dapat memberikan inspirasi bagi institusi pendidikan lainnya untuk turut berkontribusi dalam menjaga kelapa sawit sebagai kekayaan nasional yang tak tergantikan.

Dia mengingatkan pentingnya edukasi sebagai jawaban atas isu black campaign yang mengintai industri kelapa sawit. 

 "Pendidikan tinggi memegang peranan utama dalam mendukung ekspansi kelapa sawit yang berkualitas, menjaga produktivitas, serta memberikan dampak positif bagi negara," ujarnya.

Pihaknya juga menyoroti kontribusi vital pendidikan tinggi dalam industri strategis ini.

Pendidikan tinggi, kata dia, tidak hanya berfokus pada menjaga produksi kelapa sawit, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mendukung industri ini.

 "Pendidikan tinggi memiliki peran vital dalam pengenalan, pemeliharaan, dan pengembangan industri kelapa sawit sebagai produk strategis bagi Indonesia," tambahnya.

Totok Prasetyo, lahir pada 27 April 1962 di Temanggung, dikenal sebagai pakar di bidang termodinamika dan telah menjabat sebagai Direktur Politeknik Negeri Semarang sejak 2021 hingga 2025. 

Dia merupakan alumni D3 Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang pada tahun 1985 dan melanjutkan pendidikan di The Polytechnic of Huddersfield dan Universitas Indonesia untuk gelar Sarjana dan Magister di bidang Mechanical Engineering dan Teknik Mesin. Selain itu, juga memperoleh gelar Doktor di bidang Teknologi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor.