DPRD Salatiga sepakat menempuh jalur mediasi dengan Wali Kota Salatiga serta mengenyampingkan sementara hak interplasi yang diajukan Fraksi PDIP Salatiga.
- Pj Wali Kota Salatiga Memohon Politik Identitas Mengarah ke SARA Dihindari
- HUT Bhayangkara, Pj Gubernur Jateng Harapkan Polri Semakin Profesional
- Kantor Imigrasi Wonosobo Luncurkan Layanan Paspor Keliling
Baca Juga
DPRD Salatiga sepakat menempuh jalur mediasi dengan Wali Kota Salatiga serta mengenyampingkan sementara hak interplasi yang diajukan Fraksi PDIP Salatiga.
Keputusan ini terungkap saat Rapat Paripurna Internal Wakil Rakyat Salatiga yang dihadiri hampir seluruh anggota DPRD di Gedung DPRD Lantai II, Salatiga, Kamis (27/5).
Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit mengatakan, sebelum pada akhirnya ke tahapan pemanggilan Wali Kota melalui Interplasi seperti diajukan Fraksi PDIP Salatiga terlebih dahulu pimpinan dewan serta perwakilan Fraksi menempuh tahapan mediasi.
"Sebelum tahapan Interpelasi, pimpinan dewan bisa sepakati tadi dimediasi dulu dengan Wali Kota. Namun jika tetap pada pendiriannya (Wali Kota bersikeras dengan keputusan terkait penonjoban delapan ASN Salatiga) akan ditempuh jalan-jalan Interplasi," tandas Dance Ishak Palit.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PDIP Salatiga Teddy Sulistio dalam forum menegaskan tidak masalah usulan hak interplasi ditolak.
"Kalah Interpelasi ditolak tidak akan merasa kalah, atau diterima merasa menang. Perlu diingat, Interpelasi juga solusi terakhir. Tapi pimpinan (DPRD) ada inisiatif bisa berkomunikasi dengan Wali Kota Salatiga. Bayangkan kalau gugat-gugatan antara anak dan bapak. Kita ingin sekali ada komunikasi dengan internal. Saling gandeng bareng," sebut Teddy.
Agus Joko Setiawan dari Partai Demokrat menyebut, partai berlambang Mercy ini sebelumnya sudah melayangkan surat ke DPRD terkait persoalan tersebut.
"Dan sudah saatnya mereka mendapatkan keadilan. Kami juga menilai jika tidak ada upaya mediasi kami sepakat digulirkan interplasi," tandas Agus Joko Setiawan.
Kemat dari Fraksi PDIP Salatiga menambahkan, hak interpelasi juga pernah digulirkan. Namun kemudian ada negosiasi akhirnya selesai. Ia pun menolak bahasa zhalim hang disematkan kepada ASN yang dinonjobkan.
"Delapan ASN ini semua orang pinter. Tidak ada yang zhalim," imbuh Kemat.
- Dedy Yon dan Iin Sholat Ied di Masjid Agung Tegal
- Ini Penjelasan Pemerintah Purworejo Soal Longsor Minizoo
- Latih Ketrampilan Tangani Huru-Hara Pilkada, Berbagai Unsur Ikuti Sispamkota