Janjikan Beasiswa, Wali Kota Semarang : Nikah Muda Itu Gak Enak

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri launching puluhan ribu karya literasi siswa hasil binaan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Pertana (SMP) di Gedung Teater Sekolah Karangturi, Komplek Perumahan Graha Padma, Kecamatan Semarang Barat pada Kamis (25/1). Dok.RMOLJateng
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri launching puluhan ribu karya literasi siswa hasil binaan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Pertana (SMP) di Gedung Teater Sekolah Karangturi, Komplek Perumahan Graha Padma, Kecamatan Semarang Barat pada Kamis (25/1). Dok.RMOLJateng

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengingatkan kepada para pelajar untuk tidak berpikiran menikah muda. Sebab, menurutnya, merajut mahligal rumah tangga di usia dini itu tidak enak.

Imbauan itu diungkapnya dalam acara Peluncuran Karya Literasi Multimodal SMP se-Kota Semarang di Gedung Teater Sekolah Karangturi, Komplek Perumahan Graha Padma, Kecamatan Semarang Barat pada Kamis (25/1).

"Kalau kalian pacaran, hati-hati, Ojo Sampek terjadi yang aneh-aneh, karena masa depan kalian itu masih panjang. Kalian semua harus maju, setelah lulus dari SMP harus melanjutkan ke jenjang lebih tinggi baik itu SMA atau SMK, selanjutnya bisa kuliah untuk bisa meraih cita-cita yang tinggi," kata Mbak Ita sapaan akrabnya.

Karena itu, ia meminta kepada Disdik Kota Semarang untuk terus berkomitmen dalam menumbuhkan bibit-bibit yang unggul dan berkarakter. 

Ia juga bakal memberikan penghargaan-penghargaan kepada pelajar yang mampu berprestasi dan mengharumkan Kota Semarang. 

“Akan ada beasiswa dan dukungan pemerintah dalam menggelar pameran, sehingga banyak mestinya yang kita dorong. Karena ini anak-anak yang bisa memberikan atensi dan pencerahan kepada teman sebayanya,” tuturnya. 

Di sisi lain, Mbak Ita juga berpesan, selain mengasah pengetahuan dan kemampuan, anak-anak atau para pelajar juga harus peka terhadap lingkungan sekitar. 

Menurutnya, ini juga hal yang penting dalam membangun karakter sejak dini.

“Jadi tidak semata-mata anak diminta membuat literasi, tetapi dorong bagaimana anak-anak peka terhadap lingkungannya. Misal, apabila ada kasus kenakalan remaja atau persoalan lainnya bisa melapor karena ada Aplikasi Libas. Tapi saya harap dengan adanya kegiatan penguatan profil pelajar Pancasila, bisa mengurangi. Tapi kami memang melihat masih lah ada namanya tawuran, meski bisa diminimalisir dan menjadi perhatian,” tandasnya.