Jateng Kebut Tanam Mangrove untuk Selamatkan Lingkungan Hidup

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat mengikuti kegiatan "Polda Jateng Mageri Segara" bersama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Rudianto, dan Forkompinda di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (12/10/2021). / RMOL Jateng
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat mengikuti kegiatan "Polda Jateng Mageri Segara" bersama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Rudianto, dan Forkompinda di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (12/10/2021). / RMOL Jateng

Pemprov Jateng siap mengebut penanaman mangrove bersama stakeholder terkait untuk menyelamatkan lingkungan hidup.


 ‘’Kami siap tancap gas untuk memagari laut (mageri segara) untuk menyelamatkan kehidupan, menyelamatkan bumi, dan kemanusiaan. Kemarin mendampingi Presiden, trigger-nya luar biasa. Jateng menyambut cepat dan justru yang memulai dari Polda. Kita tinggal back up dan gaspol. Ini upaya kita, tidak hanya 'mageri segara' tetapi juga menyelamatkan bumi dan kemanusiaan," tegas Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat mengikuti kegiatan "Polda Jateng Mageri Segara" bersama Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Rudianto, dan Forkompinda di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (12/10/2021).

Mageri Segara merupakan gerakan menanam satu juta mangrove di daerah pantai di Jawa Tengah. 

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan kegiatan "Mageri Segara" itu dilakukan serentak di 16 Polres dan Polresta di Jawa Tengah, khususnya di wilayahnya yang memilki pantai dan sungai. Misal sepanjang daerah di Pantura Jawa Tengah dan daerah di pantai Selatan.

"Tiap lokasi kita tanam 10 ribu. Kegiatan ini juga untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, jadi selain tanam mangrove kita juga panen kerang dari binaan Polairud. Kami juga berikan bantuan sosial dan vaksinasi kepada warga. Ini hanya trigger awal saja, nanti akan diteruskan," katanya.

Ganjar lebih lanjut mengatakan,  tantangan dalam mengelola wilayah pesisir seperti daerah Sayung, dimana land subsidence (penurunan muka tanah) di daerah itu cukup tinggi bahkan lebih cepat dari kenaikan air laut karena disebabkan pengambilan air tanah berlebihan. 

"Lalu soal tata ruang, kalau bisa dikontrol dengan baik maka bisa dikendalikan. Suka tidak suka kita harus menanam. Tidak hanya memagari laut tetapi juga sebagai sumber kehidupan bagi ekosistem laut. Menanam mangrove tidak perlu cuaca, tinggal memetakan tempatnya dengan menghitung besarnya gelombang air laut," pungkasnya.