Ada banyak makanan khas dari Kabupaten Sukoharjo, selain tengkleng dan nasi liwet. Salah satunya oleh oleh khas asli, yakni jenang alot dan krasikan.
- Cek Kelaikan, Dishub dan Ditlantas Polda Jateng Periksa Kesehatan Sopir dan Armada
- Polres Wonogiri Gelar Baksos Wujudkan Pemilu Damai 2024
- Akses Jalan Putus, Sejumlah Pelajar Terpaksa Gunakan Perahu Saat Berangkat Sekolah
Baca Juga
Kalau hari biasa hanya memproduksi 1-2 kali masak, momen lebaran ini bisa 10-11 kali masak karena tingginya permintaan.
"Setiap lebaran permintaan jenang tinggi. Kalau hari biasa 3 kali masak, ini sudah 11 kali masak," kata Saidi, pegawai rumah produksi jenang Harso Mulyono yang ada di dukuh Randusari, kelurahan Joho, Sukoharjo.
Rumah jenang Harso Mulyono yang berdiri sejak 1964 memproduksi jenang khas seperti jenang alot, wingko babat, krasikan, kue prol dan wajik.
Selain pesanan jenang alot untuk hidangan saat Lebaran khas warga Sukoharjo, juga dipesan untuk pemesanan oleh oleh untuk dibawa pulang ke perantauan lagi.
Banyak pembeli berasal dari luar daerah seperti Papua, Sulawesi, dan Jakarta yang rela mengantri untuk memborong makanan khas Sukoharjo sebagai buah tangan.
Sementara untuk harga bervariasi mulai dari Rp 65-Rp 70 ribu per kotak dengan berat 500 gram. Untuk omset lebaran kali ini mampu meraih Rp 15 juta per hari. Yang dibandingkan dengan hari biasa hanya Rp 5 juta per hari.
Salah seorang pembeli dari Jakarta Sarni mengaku memilih jenang alot sebagai oleh-oleh karena makanan ini sangat khas dan jarang ditemui di kota Jakarta.
"Saya kalau pulang kampung selalu mampir kesini, dan ini saya beli sebagian untuk hidangan dirumah dan sebagian untuk dibawa ke Jakarta," paparnya.
- SAR: Garda Terdepan Dalam Operasi Kemanusiaan Jelang Lebaran 2025
- Dukung Program Polisi RW, Polres Karanganyar Siapkan 501 Personil
- Petani Pekalongan Deklarasi Dukung Sudaryono jadi Cagub Jateng 2024