JKT 48 Menghibur Wotta di Semarang

Personil JKT 48 membius Wotta, sebutan untuk fans, yang menyemut atrium Mal Ciputa Semarang, Jumat (1/7).


Ke 14 personil tampil selama satu jam dengan membawakan lagu hits. Adalah Semarang menjadi kota kelima dalam rangkaian “JKT 48 10th Anniversary”

Mereka tampil energik dan imut mengenakan dress warna merah menyala. Meliputi Ashel, Christy, Olla, Feni, Flora, Freya, Eli, Indah, Jessi, Muthe, Adel, Shani, Celine dan Chika.

Rangkaian kegiatan bak festival di Mal Ciputra ini dimulai pukul 14.00 WIB. Ada meet and greet, 2-Shot dan mini live concert sebagai puncak acara. Para Wotta rela duduk di area atrium demi melihat idolanya sejak siang.

Begitu naik panggung JKT 48 menyapa dengan Everyday Kachuusha, yang dirilis pada 2018. Lagu ini disambut riuh penonton dan warna-warni light stick beragam.

Sesi meet and greet disajikan secara personal. Fans yang sudah mengantongi tiket bisa bertatap muka dekat di ruang tersedia. Sementara 2-Shot adalah sesi berfoto bersama member yang diidolakan menggunakan kamera ponsel penggemar sendiri.

Tour kali ini JKT 48 mengenalkan single terbarunya “Flying High”.

Lagu yang dirilis 17 Juni ini dikerjakan oleh musisi internasional, August Rigo dan Matt Rad, yang juga pernah menggarap Justin Bieber, One Direction dan BTS.

“Kehadiran JKT 48 ini diharapkan menjadi langkah besar untuk menghidupkan kembali suasana mal setelah pandemi dua tahun berjalan,” ujar Mall Manager Ciputra Semarang, Ani Suyatni.

Kehadiran artis ke daerah seperti sebagai pertanda kehidupan dan roda perekonomian semakin mendekati normal.

“Tentunya akan menjadi hal baik juga bagi pusat perbelanjaan yang kembali ramai,” kata dia.

Seorang ibu dari Tegalsari Semarang rela mengantarkan makanan untuk anak Alfia, yang sedang menonon mini concert.

“Tadi saya juga mengantar untuk makan siang karena anaknya antre di dekat panggung untuk melihat idolanya,” ungkap dia.

Dia mendukung aktivitas anak selama dalam pantauan dan tidak membahayakan keselamatan. Selain itu, masa liburan sehingga memberi kelonggaran anak untuk refreshing.

“Saya tanamkan boleh memiliki idola asal tetap positif. Jika ingin membeli merchandise (idol) tetap harus menabung dari uang saku. Anak menuruti jadi bagi saya tidak masalah,” kata dia.