Joe Biden Dorong Kongres Larang Penggunaan Senjata Serbu

Seruan untuk mengendalikan penggunaan senjata kembali muncul setelah insiden mematikan di Colorado yang menewaskan 10 orang.


Seruan untuk mengendalikan penggunaan senjata kembali muncul setelah insiden mematikan di Colorado yang menewaskan 10 orang.

Seruan itu juga disuarakan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden.

Dilansir dari Kantor Berita RMOL, Pada Selasa (23/3), Biden mengatakan Amerika telah lama mengalami trauma akibat pembantaian dengan senjata.

Ia pun mendesak DPR dan Senat untuk bertindak mengambil langkah-langkah yang dapat mencegah jatuhnya korban jiwa di kemudian hari.

Tidak perlu menunggu satu menit lagi, apalagi satu jam," ujar Biden, seperti dikutip AFP.

"Kami dapat melarang senjata serbu dan magasin berkapasitas tinggi di negara ini sekali lagi. Ini bukan dan seharusnya tidak menjadi masalah partisan. Ini masalah Amerika. Ini akan menyelamatkan nyawa. Nyawa Amerika. Dan kita harus bertindak," tegasnya.

Pernyataan Biden merujuk pada keputusan Kongres pada 1994 untuk melarang senjata serbu selama 10 tahun.

Seruan kontrol senjata sudah lama ada di AS. Namun Partai Republik menentang hal tersebut dengan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap hak individu untuk memiliki senjata.

Insiden mematikan di Colorado terjadi di sebuah kawasan pertokoan King Soopers, Boulder pada Senin (22/3). Di antara korban tewas merupakan seorang petugas polisi berusia 51 tahun bernama Eric Talley.

Tersangka merupakan seorang pria berusia 21 tahun bernama Ahmad Al Aliwi Alissa yang dirawat di rumah sakit setelah terluka dalam baku tembak dengan petugas. Ia didakwa dengan 10 dakwaan pembunuhan tingkat pertama.

Sepekan sebelumnya, pria bersenjata lain juga menembak mati delapan orang di beberapa spa di Atlanta.