Tetangga sebagai unit terkecil di lingkup masyarakat memegang peranan penting, termasuk dalam situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
- Wali Kota Hendi Luncurkan 20 Sepeda Motor Ambulan Hebat
- DBD Mulai Memakan Korban Di Antara Siswa SD Negeri Purwodadi, Salah Satunya Meninggal
- 300 Pelajar Karanganyar Mulai Vaksinasi
Baca Juga
Bagi masyarakat yang terpapar Covid-19 kehadiran tetangga sangat dibutuhkan dalam menjalani isolasi mandiri (isoman).
Hujan menemani Kartika Marlinda, ibu warga Perumahan Bukit Panjangan Asri Blok A, Manyaran Semarang Barat, saat mengantarkan makanan ke rumah tetangga yang sedang menjalani isoman.
Linda, begitu sapaan karibnya, tampak menggunakan payung terlihat meletakkan bungkusan makanan di pagar. Di pagar rumah tersedia gantungan dari besi yang sudah disiapkan oleh pengurus RT setempat. Alat ini sudah berpindah dari rumah warga ke lainnya untuk memudahkan mengirim bantuan tanpa kontak dengan penghuni rumah.
"Hari ini (Sabtu, 19/6), adalah giliran saya membantu makan siang untuk tetangga yang positif (Covid-19)," ujar Ibu dua anak tersebut.
Linda, sapaan akrabnya, menyiapkan menu seperti menu untuk keluarga. Hanya saja, hari ini memasak dalam porsi lebih banyak. "Menunya sama dengan menu keluarga jadi tidak terlalu memberatkan. Yang pasti ada karbohidrat dan protein untuk meningkatkan stamina," papar dia.
Program 'Jogo Tonggo' digalakkan saat pandemi Covid-19 mulai terjadi di Indonesia. Setiap warga yang terdiagnosis virus corona dan wajib menjalani isolasi mandiri di rumah akan didukung oleh tetangga secara bergiliran. Dalam hal ini, Ibu Ketua RT yang akan mengoordinir dalam sebuah grup WA untuk memastikan warga tersebut tercukupi selama masa isoman.
Mirdiana Hermawan, sebagai Ibu Ketua RT 08/ RW 08, mengatakan, dalam masa kepemimpinannya sudah tiga kali menerapkan program Jogo Tonggo. Bantuan tidak hanya berupa makanan saja, namun kebutuhan lain yang diperlukan. Seperti sembako, minyak kayu putih, vitamin dan lain sebagainya
"Tetangga adalah keluarga terdekat, selama mereka isoman praktis tidak bisa di luar rumah. Tetangga yang nyengkuyung agar keluarga yang terpapar tidak berpikir logistik dan sebagainya. Mereka harus fokus pada kesembuhan saja," ujarnya ibu dua anak tersebut.
Bantuan menyesuaikan jumlah warga yang isoman di dalam rumah tersebut. Untuk makanan, dibagi menjadi sarapan, makan siang dan makan malam. Kombinasi menu diserahkan ke tetangga yang bersedia memberikan bantuan.
Program Jogo Tonggo ini berlangsung selama dua pekan sesuai anjuran dari puskesmas terdekat. Puskesmas akan memantau kesehatan secara berkala warga yang terpapar tersebut dan memberi informasi kepada RW maupun RT. Meski hasil tes sudah negatif, proses isoman akan masih berlangsung hingga satu pekan ke depan.
"Kami pun masih meneruskan Jogo Tonggo ini sampai benar-benar warga boleh keluar (beraktivitas) rumah. Jadi kami bergotong royong meringankan beban mereka," papar dia lagi.
- Desa Pesarean Bentuk Satgas Percepatan Penanggulangan TBC
- Peringati HUT, BPJS Kesehatan Cabang Semarang Optimalisasi Antrian Online via Mobile JKN
- Kepala Daerah Kunci Implementasi GERMAS