Jokowi Harus Turun Tangan Selamatkan Orangutan Tapanuli

Presiden Joko Widodo harus turun tangan dalam upaya penyelamatan spesies orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis).


Berita Terkait

Hal ini disampaikan peneliti kehutaan dari Universitas Sumatera Utara Onrizal, mengingat populasi orangutan Tapanuli yang saat ini tinggal sekitar 800 ekor di Hutan Batang Toru.

Dia mengatakan, sudah ada 25 ilmuwan dunia yang melayangkan surat kepada Presiden Jokowi yang mendesak agar presiden turun tangan untuk mencegah kepunahan orangutan Tapanuli tersebut.

"Saya bagian dari 25 ilmuwan itu. Kami menyerukan desakan kepada Presiden Jokowi untuk menyelamatkan populasi orangutan Tapanuli," katanya diberitakan Kantor Berita RMOLSumut, Senin (27/8).

Onrizal menjelaskan, salah satu ancaman serius dalam penyelamatan populasi orangutan Tapanuli yakni rencana pembangunan PLTA Batang Toru.

Ahli ekologi dan konservasi hutan tropika ini mengkritisi kampanye dari perusahaan yang diduga melindungi kepentingan demi mendapatkan keuntungan keuangan, bagi pihak-pihak yang berdiri di balik pembangunan PLTA Batang Toru.

"Kampanye hitam oleh ilmuwan asing harus dihilangkan, begitulah kira-kira semangat mereka," ujarnya.

Menurut dosen yang sudah melakukan penelitian sekitar 20 tahun ini, PLTA Batang Toru sedang direncanakan di habitat orangutan Tapanuli yang sebelumnya sudah semakin menyusut.

"Pembangunan infrastruktur PLTA Batang Toru seperti jalan, bendungan, saluran bawah tanah dan jalur bawah tanah akan menyebabkan fragmentasi habitat dan deforestasi yang pada akhirnya akan mendorong percepatan kepunahan Orangutan Tapanuli," paparnya.