Permintaan Presiden Jokowi di Perayaan Hari Bhayangkara 2018 di Istora Senayan Jakarta bahwa Polri harus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme, perlu disikapi jajaran kepolisian dengan serius. Apalagi pelaksanaan Asian Games tinggal lima pekan lagi. Jaminan keamanan harus benar benar diberikan Polri, terutama kepada atlet dan ofisial asing.
- Gara-gara Kecanduan Judi Online, Kepala Toko Mixue Pekalongan Gelapkan Rp252 Juta
- KPK Luncurkan Indikator MCP Tahun 2023
- Kurang dari 24 Jam, Satreskrim Polres Batang Bekuk Pelaku Sodomi Anak
Baca Juga
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan, pelaksanaan Asian Games akan melibatkan banyak warga negara asing, baik sebagai atlet maupun sebagai offisial.
"Polri jelas tidak boleh lengah dan ceroboh serta kecolongan. Ruang gerak para teroris harus dikunci rapat. Jika Polri lengah dan terjadi aksi teror dipastikan para peserta Asian Games akan ketakutan dan pulang ke negaranya masing masing dan Asian Games akan ditinggal pesertanya," ujar Neta dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/7/2018).
Sebab itu lanjut Neta, permintaan Presiden Jokowi adalah sebuah peringatan yang tidak bisa ditawar tawar dan Polri harus bekerja keras mengamankan even Asian Games dari ancaman teror.
Menurut Neta, dari informasi yang diperoleh IPW pasca meledaknya bom di Pasuruan Jatim pada 5 Juli 2018, ada pergerakan jaringan teroris ke wilayah Jabodetabek dan Sumbagsel. Saat ini jajaran kepolisian sudah berhasil mengantisipasinya, dengan cara melakukan pembersihan.
Terbukti sepanjang 9 Juli 2018 dari pukul 09.30 hingga 21.00, kepolisian berhasil melakukan penggerebekan di lima lokasi, di Bekasi, Jakarta, dan Depok. Sebanyak 21 terduga teroris ditangkap. Bahkan di Kemayoran Jakpus, polisi menyita sejumlah amunisi, mortir, anak panah dll.
Sementara di Depok, polisi menangkap lima orang berasal dari Sukabumi dan Jateng. Dari kelompok Lukman ini polisi menyita sejumlah dokumen. Dari dokumen inilah polisi kemudian mencurigai bahwa kelompok Lukman hendak menebar sejumlah aksi teror di Jakarta.
"IPW memberi apresiasi pada Polri yang sudah berhasil meringkus sejumlah terduga teroris ini. Namun, polisi harus tetap melakukan pagar betis. Soalnya, pelaku bom Pasuruan belum juga tertangkap. Yang bersangkutan berhasil melarikan diri dengan membawa ransel yang diduga berisi bahan peledak," ujarnya lagi.
Lebih lanjut Neta mengatakan, pelaku bom Pasuruan diduga memiliki jaringan teror di Aceh, Banten, dan Jatim. Selain itu, pergerakan kelompok tertentu di Sumbagsel perlu juga diantisipasi kepolisian. Sebab hingga kini belum ada penggerebekan dan penangkapan di wilayah Sumbagsel.
"Polisi sepertinya hanya fokus di wilayah Jabodetabek dan berhasil melakukan penggerebekan di lima lokasi. Padahal pelaksanaan Asian Games dari 18 Agustus hingga 2 September berlangsung di Jakarta dan Palembang. Untuk itu polisi perlu melakukan pagar betis di wilayah Sumbagsel, sehingga pelaksanaan Asian Games di Jakarta dan Palembang benar benar aman," pungkas Neta.
- Polisi Tangkap Puluhan Remaja di Semarang Terlibat Tarung Sarung
- Penyelenggara Pemilu Dan KPK Harus Punya Roadmap Berantas Politik Uang
- Kasus Tawuran Remaja di Kebumen Diungkap, Tersangka Tak Segan Lukai Korban dengan Sajam