Kades Mejasem Ungkap Fakta Ayah Bunuh Bayi di Pekalongan, Katanya: Pelaku Akui Perbuatannya

Pelaku yang bunuh bayinya sendiri, NF (27) saat diamankan Polres Pekalongan. IST
Pelaku yang bunuh bayinya sendiri, NF (27) saat diamankan Polres Pekalongan. IST

Peristiwa pembunuhan bayi dua bulan AMZ oleh ayah kandungnya sendiri membuat Kepala Desa Mejasem, Sudarto, angkat bicara. Ia membeberkan fakta yang diketahuinya tentang peristiwa itu.


Ia menyebut peristiwa naas ini terjadi pada Rabu (21/8) sekitar pukul 10,00 WIB. Saat itu, sang istri meninggalkan rumah untuk menghadiri acara kondangan tetangga. 

"Anaknya tadinya dijaga oleh suaminya," ujar Sudarto. 

Namun, ketika sang istri pulang, ia menemukan anaknya sudah terkulai lemas tak berdaya di dalam rumah. Sang suami, yang sebelumnya berjanji hendak membeli plastik, ternyata tak kunjung kembali dan kabur meninggalkan rumah. Kondisi anak yang semakin kritis memaksa warga untuk segera bertindak. 

"Warga akhirnya masuk ke dalam rumah, melihat kondisi korban yang sudah lemas, dan langsung membawanya ke puskesmas," lanjut Sudarto. 

Namun, nyawa sang anak tidak tertolong. Dokter yang memeriksa memastikan bahwa korban sudah meninggal dunia saat tiba di puskesmas. Lebih lanjut, Sudarto mengungkapkan bahwa korban mengalami tanda-tanda kekerasan fisik yang cukup serius. 

"Terdapat luka seperti bekas cekikan di leher, memar di perut dan dada, serta darah yang keluar dari mulut korban," jelasnya. 

Luka-luka tersebut mengindikasikan bahwa korban mengalami kekerasan fisik sebelum meninggal dunia.

Pelaku yang tak lain adalah ayah korban, mengakui perbuatannya saat dimintai keterangan oleh polisi.Dalam pengakuannya yang mengejutkan, pelaku menyatakan bahwa ia melakukan pembunuhan tersebut karena percaya bahwa anaknya membawa sial bagi keluarganya. 

Ia menyebut bahwa warga sering menyaksikan pelaku yang diduga sering mabuk-mabukan dan terlibat dalam cekcok keluarga yang berujung pada kekerasan.

Tidak lama setelah insiden itu, pelaku akhirnya kembali ke rumahnya di Mejasem. Namun, kedatangan pelaku tidak berlangsung lama karena warga yang sudah marah dan terpukul oleh kejadian tersebut. Untuk menghindari aksi massa yang tidak diinginkan, aparat dari Polsek Sragi segera bergerak cepat mengamankan pelaku.

Kapolsek Sragi, AKP Prisandi Tiar, membenarkan bahwa pihaknya langsung merespons laporan warga dengan cepat. 

"Kami memeriksa korban dan menemukan dugaan adanya kekerasan. Setelah itu, kami memeriksa keluarga korban terdekat dan mengamankan terduga pelaku dari rumah," jelas AKP Prisandi. 

Melihat situasi yang kian memanas, Polsek Sragi berkoordinasi dengan Satreskrim Polres Pekalongan untuk menangani kasus ini lebih lanjut. 

"Untuk penanganan, kita amankan terduga pelaku untuk pemeriksaan lebih lanjut oleh Satreskrim Polres Pekalongan," kata AKP Prisandi. 

Tindakan ini dilakukan demi mencegah potensi kerusuhan di kalangan warga yang sudah terlanjur emosi.