Karena Covid-19, Kunjungan Pasien Di RSUD Salatiga Hanya 30 Persen

Direktur RSUD Salatiga dr Sri Pamudji Eko mengakui jika saat ini terdapat penurunan kunjungan pasien sangat drastis di Poli rawat jalan dan rawat Inap di RSUD Salatiga.


"Bahkan, penurunan itu tak sampai 100 pasien dalam seharinya. Hal ini lantaran adanya ketakutan masyarakat mendatangi Rumah Sakit (RS) selama pandemi Covid-19 saat ini," kata dr Pamudji kepada wartawan, Rabu (6/5).

Ia menjelaskan, sebelum masa pandemi Covid-19 serta sebelum rujukan berjenjang BPJS diberlakukan, pasien yang datang bisa mencapai 600 pasien.

"Namun saat diberlakukan aturan BPJS rujukan berjenjang turun masih 50 persennya yakni sehari hanya 320 pasien. Dan kembali turun drastis saat pandemi Covid-19 yakni 90 pasien perhari," ungkapnya.

Kondisi serupa juga terjadi di rawat inap. Dimana, saat ini tinggal 30 persen saja.

"Rawat inap, okupansi rit analisis RS karena masyarakat ketakutan. Dan kondisi penurunan 30 persen ini sejak Maret 2020," tandasnya.

Selain karena faktor ketakutan di musim Corona, diakui dr Pamudji dipicu pula ketidakpuasan pasien saat ini berhadapan dengan dokter RSUD Salatiga.

Dimana, adanya himbauan IDI saat dokter memeriksa pasien untuk tidak menyentuh menjadi alasan lain penurunan kunjungan di RS milik Pemkot Salatiga tersebut.

"Memang kita ada imbauan dari IDI dan selalu mengingatkan berulang kepada tenaga medis di RSUD ini bahwa dokter tidak menyentuh langsung pasien. Tak disangka, hal ini memicu penurunan pasien. Karena pasien merasa tidak puas," imbuhnya.