Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati menyebutkan, kekeringan di daerah itu meluas di sembilan kecamatan. Akibatnya puluhan ribu warga mengalami dampak kekurangan air bersih.
- Dinsos P3A Blora Bertekad Meminimalisir Kekerasan Anak dan Pergaulan Bebas
- Satpol PP Kota Semarang Beri Peringatan Pedagang Pasar Tumpah di Kawasan Kranggan
- Tinjau Rest Area KM 456, Kapolri Instruksikan Jajaran Maksimal Beri Pelayanan Arus Balik
Baca Juga
Kabid Kedaruratan Kabupaten Pati, Sutarno, mengatakan saat ini kekeringan yang melanda di Kabupaten Pati kian meluas. Lebih dari 60 desa yang tersebar di sembilan kecamatan pun mengalami kekeringan.
”Untuk yang mengajukan bantuan air bersih ada 60-an desa. Pucakwangi, Jakenan, Jaken sudah kolektif mengajukan tiap kecamatannya. Ada sekitar sembilan kecamatan yang terdampak,” kata Sutarno.
Kesembilan kecamatan itu yakni, Jaken, Jakenan, Winong, Sukolilo, Pucakwangi, Tayu, Gabus, Kayen, dan Tambakromo. Pihaknya pun sudah menyalurkan ratusan tangki air bersih untuk mencukupi kebutuhan air bersih warga.
”Kita salurkan bantuan kurang lebih 225 tangki per hari ini,” ungkapnya, Kamis (7/9).
Salah satu desa yang mengalami kekeringan itu yakni, Desa Karangrejo, Kecamatan Pucakwangi, Pati, Jawa Tengah. Kurang lebih 1.200 warga membutuhkan bantuan air bersih setiap harinya.
Warga desa biasanya memanfaatkan sumur bor Pamsimas dan embung untuk memenuhi kebutuhan air. Namun, datangnya musim kemarau panjang ini membuat debit sumur Pamsimas berkurang dan mulai mengering.
Debit air embung yang terletak di timur Desa Karangrejo pun mulai menyusut sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan warga. Warga hanya bisa mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah maupun dari pihak swasta.
”Sejak Agustus sudah mulai kekeringan. Karena kemarau panjang dan embung sudah menyusut. Saat ini untuk kebutuhan sehari-hari menggunakan air tersebut meskipun air keruh. Sementara untuk Karangrejo barat ini jauh dari embung. Hari-hari biasa menggunakan air bur Pamsimas. Kemarau air berkurang sehingga mesin menjadi rusak,” ujar Perangkat Desa Karangrejo, Rumam Fauzi.
BPBD yang menyadari kesulitan warga tersebut pun menyalurkan air bersih ke desa itu sebanyak tiga tangki dan langsung habis dalam satu hari.
”Alhamdulillah bisa mandi, bisa masak. Ini paling untuk kebutuhan sehari. Karena buat mandi, buat nyuci dan buat masak. Mudah -mudahan ada yang nyumbang lagi,” pinta dia.
- One Way Tol Semarang-Batang, Efektif Urai Kepadatan Puncak Arus Mudik
- Truk Terguling Timpa Mobil, Tidak Ada Korban Jiwa
- Pelajar dan Masyarakat Kebumen Deklarasi Zero Knalpot Brong