Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengakui sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan sejak awal pandemi Covid-19 tak berjalan efektif.
- Perketat Prokes, Sekolah di Jepara Kembali Gelar PTM
- Jamaah Cinta Subuh UMS Hadirkan Bupati Karanganyar
- Dandim 0712 Tegal: Sehatkan Anak, Ekonomi Warga Melesat
Baca Juga
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengakui sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang diterapkan sejak awal pandemi Covid-19 tak berjalan efektif.
PJJ di Indonesia terkendala masalah konektivitas sinyal hingga terbatasnya jumlah siswa yang memiliki gawai.
"Sehingga, pelaksanaan PJJ pun di berbagai daerah sangat sulit dilakukan," kata Nadiem dalam talkshow peringatan Hardiknas oleh PDIP, Rabu (5/5).
Menurut Nadiem, PJJ juga tak efektif karena memiliki dampak psiko sosial kepada siswa. Banyak anak yang mengalami kebosanan di dalam rumah, dan jenuh selalui belajar melalui video conference.
Dilansir Kantor Berita Politik RMOL, pihaknya mengevaluasi bahwa kondisi belajar tidak dinamis, yakni siswa kesepian dan mengalami depresi karena tidak bertemu dengan teman-teman dan gurunya.
Belum lagi berbagai permasalahan domestik, mulai dari stres yang disebabkan terlalu banyak berinteraksi di rumah dan kurang ke luar. Nadiem mengaku menerima laporan siswa yang mengalami berbagai macam kekerasan domestik selama di rumah.
"Ini juga terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Juga peningkatan level stres daripada orang tua. Yang dengan kesibukannya juga harus membantu membimbing anaknya dalam proses pembelajaran jarak jauh," lanjutnya.
Dari berbagai faktor yang ada, pemerintah akhirnya menilai bahwa PJJ tidak optimal. Khususnya di wilayah pelosok dan terluar di mana infrastruktur teknologinya kurang memadai.
"Kita tidak bisa menunggu lagi dan mengorbankan pembelajaran dan kesehatan mental daripada murid-murid kita," tegas Nadiem.
Oleh karena itu, Nadiem menegaskan akan kembali mengembalikan sekolah tatap muka. Dengan catatan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
"Jadinya masuk sekolah, tidak ada ekstrakurikuler, dan tidak ke kantin. Masuk sekolah dan langsung pulang," pungkasnya. [sth]
- Yayasan TK Darul Fiqri Bantah Keluarkan Tiga Siswa
- Moeldoko Bicara Soal Tantangan Ketahanan Indonesia di UKSW Salatiga
- Penuhi Kekurangan Tenaga Pelayan Darah, AKBARA Wisuda Ratusan Ahli Bank Darah