Kenali Gejala Awal Penyakit Diabetes Mellitus

Kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sedari awal penyakit Diabetes Mellitus (DM) dinilai masih sangat kurang. Alhasil, sangat sulit untuk bisa terdeteksi.


Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Cabang Kota Solo, Dr dr. Sugiarto sampaikan diperkirakan baru sekitar 25 persen saja penderita yang datang ke puskesmas ataupun rumah sakit untuk perawatan kesehatan.  

"Ya seperti tadi, ibaratnya fenomena gunung es. Karena hanya sebagian kecil saja yang terlihat," jelasnya kepada belum lama ini.

Dia melanjutkan, penderita Diabetes Militus (DM) biasanya terdeteksi saat memeriksakan diri pusat kesehatan. Padahal angka penderita diabetes semakin tahun semakin meningkat.

Empat tahun lalu angka pertumbuhan penderita diabet secara nasional hanya enam persen dari total penduduk di Indonesia, namun di tahun 2018 ini justru meningkat hingga delapan persen.  

"Hal tersebut dipicu karena pola hidup yang tidak sehat, terutama pola makan yang tidak berimbang," jelasnya.

Masyarakat banyak yang tidak menyadari dan memahami, seharusnya asupan karbohidrat, protein dan lemaknya serta vitamin dan mineralnya harus berimbang.

Terlebih lagi saat ini beragam jenis makan siap saji banyak bermunculan. Konsumsi gorengan, makanan yang dioven dan panggang yang kandungan lemak dan karbohidratnya berlebih sangat berbahaya bagi tubuh.  

"Dan itu yang menjadi pemicu gula darah naik, pankreas rusak sehingga kekurangan insulin," terangnya.  

Untuk menyosialisasikan bahaya diabetes pada masyarakat khususnya pada keluarga dalam perayaan Hari Diabetes Sedunia bertema Family and Diabetes, Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) memberikan tips untuk mencegah penyakit Diabetes. Keluargalah menjadi kunci menangkal diabetes.

"Untuk pencegahannya antara lain menjaga pola makan dan olahraga teratur minimal 30 sampai 60 menit per hari. Itu bisa menurunkan tekanan darah, kolesterol dan gula darah serta paling penting mengurangi stres," tuturnya.

Selain itu Staf Pengajar Divisi Endokrinologi Ilmu Penyakit Dalam, dr. Eva Nia Muzisilawati menyebutkan, banyak pasien yang terlambat berobat dikarenakan ketidaktahuan.

"Salah satu contohnya ada pasien diabetes dengan luka di kaki dibawa setelah tiga hari, sehingga terpaksa dilakukan amputasi karena jaringan sudah membusuk. Padahal untuk penderita diabetes waktu penanganan luka tidak boleh melewati enam jam," tutupnya.

Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia Persatuan Diabetes Indonesia, cabang Surakarta, RSUD DR.MOEWARDI akan melaksanakan kegiatan Jalan Sehat dan Senam Diabetes Bersama. Acara dilaksanakan pada hari Minggu, 18 November 2018.