Kenalkan Literasi Di Masa Pandemi, FIB Undip Ajak Anak Ponpes Buat Wayang Kreasi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) semarang, menggelar kegiatan pelatihan membuat wayang dan mendongeng. Pelatihan diberikan kepada anak-anak Pondok Pesantren dan Panti Sosial Anak Asuh Sirrul Asror Semarang.


Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) semarang, menggelar kegiatan pelatihan membuat wayang dan mendongeng. Pelatihan diberikan kepada anak-anak Pondok Pesantren dan Panti Sosial Anak Asuh Sirrul Asror Semarang.

Koordinator kegiatan, Khothibul Umam, M.Hum., mengatakan acara tersebut merupakan bagian dari pengabdian masyarakat dari Prodi Sastra Indonesia.

Dia bersama dua rekannya, Laura Andri, R.M., M.A., dan Fajrul Falah, M.Hum., bekerjasama dengan kelompok seni wayang kontemporer, Wayang Tenda.

"Bersama Wayang Tenda, kami ajak anak-anak untuk mengenal dunia literasi sejak dini. Bagi kami ini penting, apalagi masa pandemi seperti ini, anak jadi terbatas kegiatan belajarnya. Kami pikir ini menjadi salah satu solusi bagi anak-anak untuk mengenal literasi secara ringan. Dan tentunya, kami tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Umam, Jumat (4/6).

Umam menambahkan, melalui proses membuat wayang kreasi, anak-anak bisa melatih imajinasi. Selain itu, lanjutnya, mereka juga mengembangkan kepercayaan diri dengan bercerita.

"Metode ini kami pikir cukup efisien bagi anak-anak. Karena mereka diajak membuat wayang kreasi sesuai imajinasi mereka, kemudian merangkai cerita bersama-sama. Setelah itu, mereka juga menampilkan pertunjukkan singkat di depan teman-teman lainnya," papar dia.

Sementara itu, pengasuh Pondok Pesantren dan Panti Sosial Anak Asuh Sirrul Asror, Kiai Asrori, mengatakan kegiatan pelatihan tersebut baru kali ini diselenggarakan di tempatnya.

Kata dia, kegiatan semacam ini dirasa perlu sebagai sarana belajar sekaligus hiburan bagi anak-anak.

"Ya kegiatan seperti ini baru kali ini digelar di ponpes. Biasanya anak-anak belajar dan ngaji. Ini bagus, karena bisa jadi sarana belajar dan hiburan," imbuhnya.

Kiai Asrori mengungkap, mayoritas anak-anak yang tinggal di pondok pesantrennya berasal dari Demak, Semarang, Kendal, Jepara.