Keraton Solo Gelar Tahlil Peringati Wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo

Pertama kalinya keturunan Keraton Kasunanan Surakarta melalui Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton menggelar acara tahlilan peringatan wafatnya Sultan Agung Hanyokrokusumo.


Keraton Kasunanan Surakarta memprakarsai peringatan Tahlil saha  Wilujengan Pengetan Dinten Surud Dalem Kanjeng Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo "Paugeran Negeri Ing Mataram" di Masjid Agung.

Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Murtiyah acara yang dikemas ini  baru pertama kali digelar dan keturunan dari Dinasti Mataram.

"Baru pertama kali digelar, khusus untuk memperingati surut dalem (wafat) Sultan Ageng Hanyokrokusumo. Ini baru (acara) persiapan kedepannya dengan  mengadakan haul," papar Gusti Wandansari kepada RMOLJateng, Jumat (9/8) siang.

Ditambahkan Gusti Wandansari, berdasarkan penanggalan Jawa, wafatnya Kanjeng Sultan Agung tersebut  jatuh pada 2 Sapar atau malam Jumat Legi. Saat ini pihaknya sedang mencari tahu kapan tanggal pastinya untuk penanggalan Mahesi.

"Kita mencoba mencari tahu wafatnya  Kanjeng Sultan untuk penanggalan Masehinya yang akan dijadikan patokan peringatan Haul yang akan berpusat di Masjid Agung Solo.  Diketahui Kanjeng Sultan wafat pada malam Jumat Legi, tanggal 2 Sapar. Insyaallah segera ketemu," tuturnya.

Seperti diketahui Sultan Agung merupakan salah satu Raja Kesultanan Mataram. Pada masa kepemimpinannya Mataram menjadi kerajaan terbesar di Jawa dan Nusantara. Bahkan rasa cintanya pada bumi pertiwi dibuktikan dengan upaya menyerang pemerintah VOC di Batavia dua kali pada tahun 1628 dan 1629.

Pemerintah juga sudah menganugrahkan pada Sultan Agung sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.

Ditambahkan Gusti Wandansari, acara tahlilan dan selamatan di Masjid Agung Keraton Solo pada Kamis (8/9) malam kemarin dihadiri para sentono dalem juga para abdi dalem sebagai persiapan untuk pelaksanaan haul.

Acara tahlil dipimpin langsung oleh Ulama Keraton Surakarta, KRT Setionodipuro.

"Termasuk seluruh sentono dalem, darah dalem, abdi dalem pokoso, dan masyarakat Solo untuk hadiri haul," pungkas Gusti Wandansari.