Kerupuk khas Batang disebut Usek memiliki cara mengolah unik, yakni dengan menggunakan pasir pantai.
- Bupati Demak Minta Perusahaan Menyerap Pekerja Warga Setempat
- Ready-Mixed Batching Plant di Palembang Beroperasi, Varia Usaha Beton Perluas Layanan di Sumatra Selatan
- Membanggakan, 3 Tim Inovasi Semen Gresik Raih Predikat Tertinggi Gold Ajang ICQCC 2023 China
Baca Juga
Alih-alih menggoreng kerupuk dengan minyak, Kerupuk Usek dimasak dengan cara tradisional. Seorang pelaku usaha kerupuk usek adalah Astuti (42), warga Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. Tidak sendiri, ia dan puluhan emak-emak membentuk KUB Maju Makmur untuk usahanya.
"Masaknya pakai pasir pantai yang bagian dalam, bukan yang atas. Setelah diambil, pasirnya dibersihkan, dijemur lagi, baru dipakai," kata Astuti, Senin (19/6).
Alat memasak berupa tungku berbentuk tabung yang diputar dan dipanasi di bagian bawahnya. Pasir dimasukkan ke salah satu bagian dari tungku itu.
Kerupuk dimasukkan ke lubang tungku. Sembari diputar, pasir pantai itu sedikit demi sedikit jatuh dalam tungku, ikut mematangkan kerupuk.
"Pasir pantai hanya bisa dipakai sekali, kalau dipakai lagi tidak bisa matang," ucapnya.
Astuti menyebut, jumlah anggota KUB kini mencapai 21 orang dan lokasi produksi mencapai empat titik. Tiap titik bisa menghasilkan 25 Kilogram kerupuk usek dalam sehari.
Untuk memproduksi 25 Kilogram kerupuk usek membutuhkan sekitar setengah karung pasir pantai. KUB Maju Makmur tidak hanya memproduksi satu jenis kerupuk, tapi mencapai 10 jenis. Total produksinya saat ini mencapai 3 kuintal atau 300 Kg.
Untuk ibu-ibu, menjual hasil produksinya ke sekitar kampung. Sedangkan para bapak menjual hingga ke luar desa.
"Kami dibentuk tahun 2014. Waktu awal-awal, kami hanya memproduksi 30 Kilogram kerupuk per hari. Sekarang sampai sekitar 3 kuintal per Kilogram," jelasnya.
Astuti menyebut, berdirinya KUB Makmur Jaya pada 2014 berasal dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT Bhimasena Power Indonesia (BPI). Dulu jumlah anggotanya 15 orang, kini mencapai 21 orang.
Para emak mendapat Rp 10 juta sebagai modal awal. Rincian penggunaan dananya yaitu Rp8 juta untuk pembelian alat. Lalu sisanya Rp2 juta untuk bahan baku.
KUB Maju Makmur Desa Ujungnegoro merupakan satu dari 207 KUB binaan CSR PT BPI. Ratusan KUB itu punya 2.975 anggota. Binaan PT BPI meliputi sejumlah desa sekitar perusahaan pengelola PLTU Batang itu.
- Konsumsi Bahan Bakar Ramah Lingkungan Terus Meningkat
- Bapera Batang Bukukan Laba Rp1,12 miliar Jelang Akhir 2021
- Desa Gemah Gemilang Ekspor Perdana Kopi Ke Kanada