Berdayakan warga binaan agar memiliki keahlian yang bisa dimanfaatkan kelak setelah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Sragen, Otoritas Lapas membuka terobosan baru dengan memberikan ketrampilan membuat keset di Lapas.
- Raffi Ahmad Siap 'Caplok' Semarang Jadi Gurita Bisnis Rans
- Kompetitor Adalah Tolok Ukur UKM Mengembangkan Produk
- Banjir dan Awal Ramadan Pengaruhi Harga Bahan-bahan Pokok Di Semarang
Baca Juga
Keterangan dari Kalapas, Yosef Benyamin Yembise sampaikan ide tersebut berawal saat pihaknya melakukan kunjungan ke Kebumen (Selasa, 6/11/2018) kemarin. Saat itu pihaknya bertemu dengan pengusaha Mutiara Handycraft Kebumen.
"Dalam pertemuan singkat dengan pemilik Mutiara Handycraft tersebut, kita sepakat kerjasama menjalin kemitraan," jelas Yosef, Rabu (7/11).
Para warga binaan, dalam kemitraan tersebut lanjut Yosef juga diberikan pelatihan pembuatan keset, pendampingan praktek, produksi hingga pemasaran. Hasil kerajinan keset produksi warga binaan Lapas Sragen melalui Mutiara Handycraft, akan diekspor ke Negeri Kanguru, Australia.
"Kita diberi kepercayaan sebagai menyuplai keset yang akan diekspor ke Australia," papar Yosef.
Dalam waktu dekat perjanjian nota kerjasama antara Lapas Sragen dan Mutiara Handycraf akan tertuang dalam MoU. Dalam ekspor perdana pada (24/11) mendatang Lapas Sragen menyuplai 500 buah keset.
Yosef sangat bersyukur sekitar ada pihak lain yang memberikan kesempatan pada warga binaan Lapas Sragen untuk berkreasi memberikan sesuatu hal yang bermanfaat dan bisa menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai jual.
"Adanya kemitraan produksi keset, kedepannya semakin melatih warga binaan untuk berkarya positif dan menghasilkan. Sehingga ketika mereka bebas nanti sudah siap dan bisa merintis usaha mandiri," tandasnya.
Mereka, ungkap Yosef juga mendapatkan pendampingan untuk memenuhi standar kualitas (keset) yang akan di ekspor ke Australia. Agar bisa memenuhi target produksi ekspor, akan memberdayakan sekitar 40an napi untuk dibekali keterampilan pembuatan keset.
- Pedagang Pasar Johar Bisa Kembali Mulai 24 September 2021
- Kenaikan Harga dan Konsumsi Rokok Pemicu Salah Satu Faktor Inflasi di Kudus
- Buka Rakernas APPSI, Zulhas: Dibawah Kepemimpinan Jokowi, Kemajuan Indonesia Sangat Luar Biasa