Ketegangan Lahan Memicu Bentrokan di Sembulang Akibat Penghuni Liar

Istimewa
Istimewa

Bentrokan yang terjadi di Goba beberapa waktu lalu melibatkan Siti Hawa, salah satu korban yang merupakan warga Sembulang.


Siti sebelumnya menggunakan lahan milik orang lain untuk berjualan. Namun, setelah relokasi masyarakat, ia kehilangan akses ke lahan tersebut dan kini berusaha mempertahankan area itu untuk mendapatkan ganti rugi dari pemerintah.

Menurut Kamsia, salah satu warga setempat, keributan yang terjadi dimanfaatkan oleh pemilik lahan di Goba. Kamsia menegaskan bahwa Siti Hawa tidak dipukul oleh Tim MEG, melainkan terlibat dalam perdebatan emosional antara warga yang memiliki pandangan berbeda terkait masalah lahan.

"Siti Hawa terjatuh akibat tidak sengaja kena dorongan massa. Ibarat sudah tau ada keributan malah masuk ke tengah keributan, ya kenalah," kata Kamsia dalam keterangan yang diterima awak media, Sabtu (21/9).

Hasil pemeriksaan rontgen menunjukkan bahwa Siti tidak mengalami patah tulang meskipun terjatuh akibat terdorong massa saat berusaha mendekati pusat kericuhan. Insiden ini menyoroti ketegangan yang sering terjadi seputar masalah lahan dan hak milik di wilayah tersebut.

Ketegangan semakin meningkat ketika warga pendatang tetap bertahan, yang berujung pada intimidasi dan pemukulan. 

Tiga warga menjadi korban, di antaranya Bakir yang mengalami luka sobek di kepala akibat pukulan helm, Siti Hawa (Nek Awe) yang mengalami cedera pada tangan, dan Samsudar yang menderita lebam di wajah.

Banyaknya oknum masyarakat yang memanfaatkan lahan kosong tanpa izin menjadi pemicu munculnya sejumlah kasus serupa. 

Hal ini menunjukkan perlunya penyelesaian yang lebih baik terkait masalah lahan di daerah ini agar tidak menimbulkan konflik yang lebih besar.

Masyarakat berharap agar pemerintah dapat segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini, sehingga ketegangan dan bentrokan yang merugikan banyak pihak dapat dihindari di masa mendatang.