Pembelajaran Tatap Muka (PTM) rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juli 2021 bagi siswa di tingkat TK, SD dan SMP di Kota Semarang.
- Diskominfo Kota Semarang Lakukan Pendataan Ulang CCTV di Berbagai Wilayah
- Tak Sesuai Spek, PUPR Grobogan Minta Bongkar Pekerjaan Pengaspalan
- Proses Eksekusi Lahan Normalisasi Dihadang Seorang Warga, Satpol PP Urungkan Melanjutkan Eksekusi di Mangkang Wetan
Baca Juga
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juli 2021 bagi siswa di tingkat TK, SD dan SMP di Kota Semarang.
Ketua DPRD Kota Semarang, Kadar Lusman sangat menyepakati keputusan pemerintah tentang dimulainya PTM.
Namun karena masa pandemi belum usai, Pilus sapaan akrabnya, mengimbau dan mendorong sekolah di semua tingkat mulai mempersiapkan diri menghadapi PTM.
Meski angka Covid-19 di Kota Semarang mulai menurun, imbuhnya, tetap perlu kesiapan dari segala aspek bagi sekolah yang akan melaksanakan PTM.
Selain itu, masih ada juga kekhawatiran dari orang tua murid tentang dimulainya PTM bulan Juli mendatang.
"Pada prinsipnya tidak masalah PTM, sepanjang sekolah sudah siap untuk melaksanakan PTM. Apalagi orang tua makin yakin, kalau vaksinasi saat ini sudah terealisasi dan menjangkau lebih luas masyarakat sehingga membuat orangtua tidak merasa khawatir lagi, jika anaknya harus kembali ke bangku sekolah," ucap Pilus, Kamis (25/3).
Pilus menambahkan, kekhawatiran orang tua siswa terbilang wajar, karena saat di sekolah nantinya orang tua tidak bisa mengawasi penuh aktivitas diluar belajars eperti pada saat jam istirahat. Apakah nantinya murid-murid makan bersama di kantin tanpa adanya social distancing.
"Misalnya, bagaimana kalau siswa nantinya membeli makanan yang ada di kantin sekolah. Dan ini juga harus dipersiapkan dari pihak sekolah atau satuan pendidikan terkait uji cobanya dalam hal ini dinas pendidikan seperti apa," tambahnya.
Baginya, adanya PTM dipersilakan, namun protokol kesehatan saat di lingkungan sekolah harus benar-benar dipatuhi. Semua pihak mulai dari murid, guru, dan orang-orang di lingkungan sekolah harus patuh akan prokes.
"PTM silahkan saja, dinas pendidikan sudah siap, siap menjaga protokol kesehatan, siap memantau siswa, melaksanakan apa yang diperintahkan aturan dari pusat maupun daerah itu sendiri," tuturnya.
Pilus yang juga seorang wali murid, menganggap terlalu lama belajar di rumah secara daring juga membuat anak-anak bosan. "Sehingga muncul kejenuhan, di rumah hanya berinteraksi dengan handphone dan laptop, sebelumnya mereka bisa bertemu dan berinteraksi dengan teman sekolahnya," pungkasnya.
- Peringati Hari Disabilitas Internasional, Pemkab Sukoharjo Serahkan Alat Bantu
- Sempat Lumpuh karena Longsor, Jalan Kalijaya Alian Kebumen Sudah Bisa Dilalui
- Cegah Macet, Transportasi Massal Dinilai Tepat Tunjang Aktivitas Warga Semarang