Tingginya mobilitas warga di Kota Semarang berdampak signifikan terhadap arus lalu lintas. Akibatnya, kemacetan kendaraan pun tak bisa dihindarkan.
- Awas Hati-hati! Ada Tumpahan Solar di Pertigaan RSUP Kariadi, Sudah Banyak Korban Jatuh
- Kapolres Magelang Kota Beri Beasiswa kepada Enam Siswa Berprestasi
- Bagi-Bagi Sembako Untuk Para Janda Hingga Dhuafa, WOM Finance Kajen Fokus pada Inklusivitas
Baca Juga
Menyikapi hal ini, Pengamat Transportasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), sekaligus akademisi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno menyarankan, agar tidak seperti kota besar metropolitan lain, masyarakat Semarang sebaiknya bisa memikirkan untuk menggunakan transportasi umum massal dan tidak terlalu mengandalkan kendaraan pribadi.
Menurut Djoko, masyarakat Semarang sebetulnya tidak kaku dan mau berubah demi kebaikan bersama. Bila dibandingkan di kota besar lainnya, pola pikir masyarakat bisa dipengaruhi jika fasilitas transportasi umum menjawab ekspektasi kebutuhan.
"Uniknya Semarang masyarakatnya tidak idealis dan kaku seperti kota-kota besar lainnya. Masyarakat siap pindah ke transportasi umum asal kebutuhan dicari terpenuhi, dalam arti pemerintah mampu menyediakan transportasi umum nyaman, murah, dan aman," terang Djoko, Sabtu (13/7).
Belum maksimalnya tranportasi umum dimanfaatkan masyarakat, kata Djoko, inti permasalahannya sebagian besar karena dianggap kalah cepat dibanding kendaraan pribadi. Jika serius ingin berbenah, konteks ini pun justru dapat menjadi tantangan bagi pemerintah.
Meskipun, perkembangan transportasi umum bagi masyarakat di Semarang juga sampai sekarang terlihat terus ditingkatkan pemerintah khususnya melalui pengembangan bus trans atau BRT Trans Semarang.
Namun, sepertinya tetap belum mampu mewadahi keinginan masyarakat sesuai kebutuhan transportasi umum.
Bagi Djoko, bila membicarakan tentang BRT Trans Semarang, sudut pandangnya dibatasi dari apa yang dirinya lihat, perluasan jaringan seperti langkah ditempuh pemerintah kota (Pemkot) Semarang sudah benar, tetapi harus seimbang dengan pelayanan juga sebaiknya dibenahi seluruhnya.
Masyarakat sekarang, butuh transportasi umum murah, fasilitasnya nyaman, dan aman, namun ada satu poin tidak masuk, soal cepat. Padahal, ekspektasi terbesar masyarakat terletak di poin itu.
Oleh sebab itulah, jika ditarik kesimpulan tak kalah pentingnya berhubungan dengan peningkatan standar layanan, jelas Djoko.
"Transportasi umum nyaman jika melihat kebutuhan masyarakat sekarang, harus masuk di dalamnya pelayanan cepat. Disitulah, penting sekali agar pelayanan selalu paling nomor satu, harus dibenahi menyeluruh dengan peningkatan. Jika konsepnya ingin memaksa masyarakat beralih ke transportasi umum, maka kuncinya adalah fasilitas dan pelayanan wajib jadi perhatian," lanjut Djoko.
- Jalan-jalan Naik BRT, Yoyok Sukawi: Nyaman Tapi Masih Ada PR
- Kota Semarang Rancang Moda Transportasi Perkotaan Modern