Ratusan seniman Reog Ponorogo dari beberapa komunitas gelar aksi damai di depan gedung DPRD Karanganyar. Sekitar 25 Reog menggelar atraksi di saksikan masyarakat.
- Gelar Lomba Lukis, Lemdiklat Polri: Satukan Bangsa Dibawah Naungan Bhineka Tunggal Ika
- Nama Jalan di Pecinan Semarang, Menunjuk kepada Identitas Lokal
- * Pagelaran Kreo di Plaza Kandir Waduk Jatibarang, semalam ----- Endah Cahya Rini : Kisahnya Ternyata Demak Banget
Baca Juga
Aksi tersebut dipicu klaim sepihak dari negara tetangga yang menyebut Reog Ponorogo merupakan budaya asli negaranya.
Anang Sarwanto, koordinator komunitas paguyuban Reog Karanganyar meminta kepada pemerintah pusatuntuk menyelamatkan seni Reog Ponorogo agar tidak diklaim oleh negara lain.
"Kami komunitas paguyuban Reog Karanganyar membuat 'Orasi' yang dimaknai dengan 'Ora Sido Diklaim'. Cukup Indonesia saja yang memiliki Reog sebagai budaya asli Indonesia sebagai jati diri bangsa," jelasnya, Minggu (10/4).
Anang menegaskan reog merupakan salah satu keunikan budaya asli Indonesia yang patut dipertahankan sebagai kesenian asli Indonesia. Di Karanganyar sendiri ada ribuan komunitas reog yang sudah turun temurun. Anang melihat klaim sepihak ini akibat kurang pengawalan (pemerintah).
Dirinya menegaskan seniman sendiri merupakan orang lapangan. Masalah adminiatrasi atau urusan pendaftaran budaya Indonesia bukan kewenangan para seniman, namun kewajiban pemerintah.
"Mungkin pemerintah sedang sibuk dengan urusan minyak goreng dan pertamina mungkin. Sehingga tidak fokus pada seni tradisi," tegasnya.
Sementara itu Anung Marwoko, Wakil Ketua DPRD Karanganyar sampaikan pihaknya telah menerima aspirasi dari paguyuban seniman reog ponorogo di Karanganyar.
"Dan kami sangat mengapresiasi atas jiwa nasionalisme para seniman," imbuhnya.
Ditambahkan Anung apa yang menjadi aspirasi mereka sudah diterima. Nantinya segera dinotulenkan dan dikirimkan pada Kemenko PMK.
"Kami berharap pemerintah pusat untuk mendesak UNESCO agar segera menerbitkan bahwa reog Ponorogo yang menjadi budaya nenek moyang segera diterbitkan menjadi warisan budaya dunia tak benda," tandasnya.
Dirinya sangat menyayangkan pada pemerintah pusat terkait klaim sepihak Malaysia. Dari beberapa informasi dari media, ternyata Reog baru di daftarkan ke Unesco pada 18 Februari 2022. Padahal keberadaanya sudah sejak jaman nenek moyang.
"Jadi kami mendorong pemerintah pusat supaya dikerjar kepada Unesco untuk mendaftarkan Reog Ponorogo sebagai warisan budaya tak benda," pungkasnya.
- Wiwitan, Wujud Syukur Awali Musim Panen
- Karnaval Pembangunan, Tampilkan Kirab Budaya dan Aneka Mobil Hias
- Perayaan Cap Go Meh Harmonisasi Budaya Milik Kita Bersama