Kisah Penerjemah Bahasa Isyarat Di Balik Ijab Qabul Pernikahan Pasangan Tuna Rungu

Pernikahan pasangan tuna rungu yang baru saja digelar di masjid Al Fattah, Cemani, Grogol Sukoharjo sungguh mengharukan, namun banyak yang tak tahu, peran Muhammad Biasafil Setyanugraha di balik  suksesnya ijab kabul pasangan tuna rungu Oktaviany Wulansari dan  Bagus Tri Dea Putra.


Ya, sosok Muhammad Biasafil inilah yang menjadi salah satu kunci suksesnya ijab qobul Putri Tunarungu Indonesia tahun 2012, Oktaviany Wulansari (26) yang menikah dengan Bagus Tri Dea Putra (24) warga Bekasi. Keduanya melangsungkan ijab qobul dengan lancar, bahkan memahami apa yang disampaikan seorang kyai terkait isi khotbah nikahnya dan itu berkat bantuan sang penerjemah.

Muhammad Biasafil, merupakan penerjemah bahasa isyarat (sign interpreter) yang membantu kedua mempelai berkomunikasi dengan sang penghulu. Muhammad Biasafil menjadi perantara untuk menyampaikan apa saja yang harus dilakukan mempelai, khususnya mempelai pria saat melaksanakan ijab qobul.

Kepada RMOLJateng Muhammad Biasafil sampaikan dirinya sudah lumayan lama menekuni profesi sebagai penerjemah bahasa isyarat. Menurutnya bahasa isyarat ini sangat dibutuhkan bagi penyandang tuna rungu. Bahasa isyarat inilah yang menjembatani penyandang disabilitas (tuna wicara) untuk bisa memahami apa yang disampaikan.

"Melalui bahasa isyarat, penyandang disabilitas ini dapat memahami apa saja yang disampaikan," jelasnya saat ditemui.

Bahasa isyarat sangat penting mengingat penyandang disabilita (tuna rungu ataupun tuna wicara) di Indonesia jumlahnya cukup banyak. Dan penyandang disabilitas ini tidak bisa memahami bahasa verbal lisan, namun mereka dapat mengetahui dari isyarat tangan dan mimik dari penerjemah.

"Alhamdulillah saat ini sudah banyak yang memahami dan memberikan aksesbilitas pada penyandang disabilitas untuk didampingi perjemah bahasa isyarat," jelas Muhammad Biasafil.

Sebelum mereka memahami pentingnya seorang penerjemah bahasa isyarat, hal yang terjadi adalah  mereka (tuna rungu) tidak tahu apa dan tidak mengerti apa yang dibicarakan dengan jelas karena tidak ada penerjemahnya. Kini mereka bisa jelas memahami prosesnya dari awal hingga akhir apa saja yang disampaikan penghulu dan juga isi dari khotbah nikahnya.

Muhammad Biasafil juga sosok yang perduli penyandang disabilitas, terbukti di perusahaan percetakan miliknya, tiga orang karyawannya adalah penyandang tuna rungu. Selain itu Muhammad Biasafil juga sering tampil di acara televisi, salah satunya menjadi penerjemah dalam siaran tv yang menayangkan siaran debat terbuka pasangan calon bupati dan wakil bupati Karanganyar beberapa waktu lalu.