Kisah 'Super Squad Woman' Salatiga, Delapan Wanita Tangguh Gemar Salurkan Bantuan Bagi Para Jompo, Lansia Hingga Manusia Gerobak

Bukan jamannya lagi bagi cewek-cewek yang hanya bergantung dari sisi kecantikan, kelembutan dan keanggunan semata.


Representasi citra perempuan semacam ini, berangsur kurang pas menjadi simbol di era Kartini milenia saat ini. Sekarang sudah jamannya cewek untuk berbuat sesuatu. 

Prinsip ini juga dilakukan delapan perempuan tangguh asal Kota Salatiga, yang belakangan viral karena aksinya tak jarang membuat nitizen terenyuh serta terketuk hatinya.

Video-video ke delapan perempuan sederhana ini menjelajahi desa-desa terpencil untuk mecari para lanjut usia (lansia) serta mereka-mereka yang dikategorikan jompo, banyak mengundang decak kagum.

Dalam Undang-undang, jompo ialah setiap orang yang berhubung dengan lanjutnya usia, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi hidupnya sehari-hari.

'Super Squad Woman', adalah kelompok kecil terdiri dari 'emak-emak' dan perempuan karir (lajang) di bidangnya masing-masing.

Delapan perempuan sederhana terdiri dari Susilawati Gurusinga, Khatarina Bukit, Sulistyorini, Alfiana Kurnia Putri, Sunarti, Kristina Asih, Devi Filantrofi dan Dhean.

"Kami memiliki visi dan misi yang sama serta sudut pandang sosial sejalan untuk bisa berbuat sesuatu meski kecil, tapi bisa bermakna positif bagi orang lain," kata Susilawati Gurusinga kepada RMOLJateng, Minggu (10/10).

Di awal kerap berkumpul di sebuah sanggar senam, akhirnya terbentuklah 'Super Squad Woman'. Diantara kesibukan masing-masing anggotanya, ke delapan perempuan ini menyempatkan diri berbuat  sesuatu membantu mahluk Tuhan yang lemah.

Yang menarik, dari setiap video yang dihasilkan sasarannya adalah perempuan-perempuan jompo, lansia yang berjuang diri sendiri tanpa anggota keluarga yang peduli.

Seperti salah satu video ke delapan anggota 'Super Squad Woman', mengunjungi kakak beradik Mbah Tulsiem dan Mbah Wasiyem. Kedua wanita jompo tanpa anggota keluarga, tinggal di sebuah bangunan yang memprihatikan.

Meski tak lagi dihembuskan angin, diguyur hujan karena atap yang bocor dan kini telah dikelilingi bangunan permanen, namun dibagian dalam masih dialasi tanah jauh dari kata layak.

Tanpa perabot rumah tangga yang memadai, kehidupan dua wanita rentah ini mampu membuat nitizen meneteskan air mata.

Saat ditanya, dari mana ke delapan anggota 'Super Squad Woman' menemukan dua kakak beradik menetap di Karangkopek Kulon, Ngluwar, Magelang, Jawa Tengah itu.

"Kami mencari dan terinspirasi dari para relawan. Dari para relawan ini juga kami menyalurkan bantuan," ucap Susi, ibu empat anak, warga Antasena 5, No 5 Perum Dukuh Asri, RT 002 RW 009, Dukuh Sidomukti, Salatiga ini lugas.

Kunjungan 'Super Squad Woman' ke kakak beradik Mbah Tulsiem dan Mbah Wasiyem sambil berkendara motor roda dua dengan jarak tempuh dia jam perjalanan dari Salatiga, bukan sekali lantas menghilang. Dua wanita rentah dengan tubuh tak lagi mampu menopang dirinya sendiri dan harus berjuang melanjutkan hidup satu sama lain ini acap kali merindukan ke delapan wanita yang di ibaratkan malaikat tak bersayap.

"Sih adik maaf, kurang 'waras'. Si kakak lumpuh bergantung pada orang lain. Terkadang kalau si adek kambuh 'mengamuk', ya si kakak juga tidak berbuat apa-apa," ungkap Susilawati, seorang instruktur senam profesional.

Ditambahkan Rini anggota  'Super Squad Woman' lainnya, dengan kondisi kedua kakak beradik yang memperhatikan, delapan perempuan hebat nan sederhana ini datang bukan tanpa tangan kosong.

"Dengan kondisi keduanya dikucilkan dan memprihatikan,  mereka adalah ibu itu alasan utama membuat kami datang membawakan bantuan baik sembako dan pakaian pantas pakai," paparnya.

Dalam perjalannya, kedua wanita tanpa sanak kadang itu sudah sempat dapat bantuan perbaikan rumah dan peralatan rumah tangga dari pemerintah daerah setempat. 

Mbah Tulsiem dan Mbah Wasiyem tak jarang menangis saat 'Super Squad Woman' pamit pulang. Namun keduanya masih bersyukur masih ada yang peduli.

Sebenarnya apa yang dilakukan 'Super Squad Woman', bagian dari program Jumat berkah. Dana yang dikumpulkan 'Super Squad Woman' juga bagian dari uluran tangan anggota dari sejumlah sanggar senam di Salatiga dan sekitarnya.

"Jadi kami ini sifatnya menyalurkan bantua yang terkumpul. Tujuan sosial kami adalah semua kategori orang yang pantas di bantu seperti anak yatim, jompo, keluarga tak mampu," bebernya.

Dana yang dikumpulkan dari para anggota senam, ada juga masyarakat di luar kelompok senam sekedar menitipkan untuk diserahkan kepada yang berhak.

"Mana yang bisa di berikan lebih dulu, kalau sisa kita kumpulkan lagi untuk yang berikutnya," imbuhnya.

'Super Squad Woman' tidak berhenti dengan lansia dan para jompo saja, dana yang terkumpul dipertangungjawabkan juga dengan dibelanjakan dalam bentuk makanan jadi.

"Setiap Jumat, secara berkala kami membantu para ojek daring dan konvensional. Serta, pemulung, tukang becak dan manusia gerobak," pungkasnya.

Hebatnya lagi, seluruh anggota 'Super Squad Woman' menggunakan transportasi motor bebek jauh dari kata mewah mencari orang-orang yang membutuhkan. Sambil membagikan apa saja yang bisa dibagikan selama itu bermanfaat.

Tal jarak saat kesibukan rumah tangga atau pekerjaan menggerogoti waktu, anggota 'Super Squad Woman' ini berkoordinasi dengan relawan lainnya menyalurkan bantuan yang terkumpul.

Baik Susi, Rini dan ke ke enam anggota 'Super Squad Woman' berharap apa yang lakukan perempuan-perempuan tangguh ini mampu menginspirasi bagi yang berkecukupan untuk berbagi.

"Tidak menunggu esok, tidak perlu menunggu kaya untuk membantu. Kita pun 'Super Squad Woman' dari kalangan masyarakat biasa namun kami punya niat. Kami harap video yang kami buat mampu menginspirasi bukan untuk sensasi belaka," timpal Katarina Bukit.