Krisis Moral, Dosen Sastra Jawa Unnes Harap Pemerintah Bangun SMK Kesenian di Pesisir

Semakin berkembangnya jaman membuat pola pergaulan anak muda semakin tipis batasnya. Hal itu merupakan dampak mulai hilangnya salah satu aspek penguatan karakter anak muda, yakni, budaya.


Ungkapan itu, diutarakan oleh Dosen Sastra Jawa FBS Unnes, Sucipto Hadi Purnomo. Sucipto juga menyoroti minimnya regenerasi terhadap kesenian di lingkup pesisiran Jawa Tengah merupakan ancaman laten pupusnya tradisi dan wujud masyarakat berbudaya adiluhung di Jawa Tengah.

Sucipto menilai, di wilayah pesisir Jawa Tengah perlu dirangsang regenerasi pelaku atau penikmat kesenian secara lebih dini. Salah satu langkahnya, lanjut dia, adalah membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kesenian. Bagi dia, dengan adanya SMK Kesenian, bisa memangkas waktu untuk memperoleh sumber daya manusia yang mewadahi dalam bidang kesenian.

"Saya rasa kalau di Solo ada SMK Kesenian yang kuat dengan nuansa keraton, di Purwokerto ada SMK Kesenian yang beraroma Banyumasan. Saya kira di wilayah pesisiran kita ini, perlu dibangun SMK serupa. Mumpung belum telat,"kata dia kepada RMOL Jateng, Selasa ( 20/2).

Sucipto juga mengatakan kesenian saat ini juga masuk menjadi bagian dari industri kreatif. Sehingga, paparnya, keberlangsungan seni, apabila ditopang lewat institusi yang mumpuni, dapat terjaga. Apalagi, sambung dia, memberikan feedback berupa penghasilan yang mencukupi.

"Sayangnya ini tidak ditangkap oleh pemerintah daerah, dalam hal ini juga lembaga pendidikan kita. Saya rasa bisa dipersiapkan untuk membangun sebuah institusi yang diharapkan," imbuhnya.

Sucipto mencontohkan, di Pati, saat ini terdapat sedikitnya 30 kelompok ketoprak yang masih aktif. Beberapa di antaranya, lanjut dia, adalah Siswo Budoyo, bhakti kuncoro, Agung Budhoyo, Ronggo Budhoyo, Krido Carito. Bahkan, jelasnya, ada kelompok ketoprak Cahyo Mudo yang sejak tahun 1955 sampai sekarang tetap eksis.

"Namun, kita tidak tahu sampai kapan kesenian tradisi itu ada. Makanya perlu disiapkan regenerasi sejak sekarang," tegasnya.

Lebih jauh, Sucipto menilai bahwa kelompok-kelompok kesenian selalu membutuhkan regenerasi. Oleh karena itu, SMK Kesenian tetap menjadi angan-angan dia hingga saat ini. Baginya, dengan adanya SMK Kesenian, kelompok kesenian tradisi dapat diisi terus dengan generasi muda yang sejak dini, menyukai kesenian.