Munculnya nama Dr. H. Muhammad Haris, S.S., M.Si., atau akrab disapa Muh Haris sebagai Calon Wali Kota Salatiga 2024-2029, dianggap sebagai 'kuda hitam' di Pilkada Salatiga.
- Breaking News: Beredar WA Berantai di Salatiga : "Pak Haris Tidak Jadi Nyalon Wali Kota"
- Faros Bantah Maju Pilwakot Salatiga untuk 'Menyelematkan' Sang Ayah
- Wakil Wali Kota Salatiga Akui Ada Beberapa IKU Tahun 2021 Belum Tercapai oleh Yaris
Baca Juga
Koordinator Daerah (Korda) Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Salatiga Abdul Rochim menilai tentang pencalona mantan Wakil Wali Kota Salatiga dua periode itu maju sebagai Calon Wali Kota Salatiga yang diusunh PKS menjelang pendaftaran ke KPU, dianggap sebagai pilihan politik.
"Pilihan yang dibilang mengejutkan, 'ya' mengejutkan. Dibilang tidak, juga tidak. Mengejutkan karena diawal-awal dia sempat menyatakan lebih memilih menjadi anggota DPR RI. Dia kebetulan memang terpilih menjadi DPR RI Dapil 1 Jateng pada Pileg 2024 yang lalu. Sehingga sempat mewacanakan anaknya untuk "test ombak" ikut bursa pencalonan di Salatiga," ujar Rochim.
"Tidak mengejutkan, karena memang beliau adalah pemain lama di Salatiga," lanjut mantan Komisioner KPU Salatiga itu, lugas.
Ia beranggapan, modal dua kali menjadi Wakil Walikota sangat cukup PD (percaya diri) untuk mengukur elektabilitas dan melanjutkan pengabdianya di Salatiga.
Kesempatan ini dinilai sangat rasional untuk dipertimbangkan. Mengingat, jabatan eksekutif akan lebih punya ruang yang lebar untuk mengabdi selain pertimbangan politis.
"Meskipun ditingkat lokal dibandingkan dengan Anggota Dewan di Senayan," ungkap dia.
Kedua, lanjut Rochim, munculnya nama Muh Haris berebut Salatiga 01 juga dianggapnya dapat merubah peta politik saat ini khususnya di Pilkada Salatiga.
Bursa calon telah bermunculan sejak awal dengan berbagai latar belakang yang beragam. Keputusan politisi PKS memilih maju Salatiga satu ini tentu mempengaruhi peta bursa calon. "Boleh jadi para calon pengusung atau Partai Politik akan membangun komunikasi poliitk yang sangat cair," akunya.
Pemikiran Rochim, berjalannya waktu hanya ada 2 parpol yang otomatis punya tiket bisa mengusung sendiri tanpa berkoalisi yaitu PDIP dan PKB. Partai lainya harus berkoalisi jika akan mengusung pasangan calon. Selain pertimbangan tiket mengusung, pertimbangan elektabilitas dan menang tentu akan mendorong koalisi untuk kemenangan yang diusung.
Maka bisa jadi nanti akan terjadi komunikasi politik yang cair, yang penuh dengan deal-deal politik lintas partai.
"Bisa jadi yang sudah deklarasi mencalonkan Salatiga satu bisa berubah menjadi Salatiga dua dan begitu juga sebaliknya. Patut kita tunggu," pungkasnya.
Ketiga, kemunculan Muh Haris nilainya akan menambah electoral democracy value bagi Salatiga. Hal ini menjadi nilai positif buat masyarakat untuk pilkada nanti.
'Semakin banyak calon- calon berkualitas maka akan berdampak baik buat kualitas demokrasi di Salatiga," imbuhnya.
- Warga Salatiga Kecewa, Walikota dan Dua PJ Walikota Tak Peduli Pasar!
- 14 Partai Pengusung Robby-Nina Siap Berdarah-darah
- Bunga dan William, 'Mas dan Mbak Duta Wisata Kota Salatiga 2024'