Kunci Sekolah Disandera, Hak Belajar Siswa SDN 1 Bedono Sayung Demak Tersandera

Kunci Sekolah Disandera, Hak Belajar Siswa SDN 1 Bedono Sayung Demak Tersandera
Kunci Sekolah Disandera, Hak Belajar Siswa SDN 1 Bedono Sayung Demak Tersandera

Wonogiri - Akibat perseteruan kontraktor dan pelaksana proyek jalan tol Demak-Semarang, ratusan siswa SD Negeri Bedono 1 Sayung harus rela belajar di kolong sekolah mereka.

Dikutip dari Koranborgol.com, Rabu (30/04) Kepala SD Negeri Bedono 1 Sayung Suryadi mengatakan bahwa perseteruan tersebut menghambat kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang dipimpinnya. Suryadi menjelaskan bahwa SDN Bedono 1 Sayung termasuk area yang terdampak pembangunan jalan tol, sehingga perlu direlokasi.

Kejadian ini muncul akibat lambatnya proses administrasi antara PT PP Semarang Demak (PPSD) selaku pemberi kerja dan PT Sembilan Sembilan Cahaya Demak (SSCD) selaku rekanan pelaksana yang membangun SDN 1 Bedono Sayung.

Dari proses lelang, terpilih PT SSCD sebagai pemenang proyek dengan pagu sebesar Rp 2 miliar. PT SSCD milik Teguh Pramono menyampaikan penawaran senilai Rp1,967 miliar dan Rp33.000.000 untuk pavingisasi di halaman sekolah.

Meski proyek telah selesai pada awal Februari 2025, namun hingga saat ini belum juga diadakan serah terima proyek. Dampaknya, proses KBM sekolah tersebut terganggu.

Sebagai langkah solutif, Suryadi membagi rombel (rombongan belajar) ke beberapa tempat pengungsian belajar. Diantaranya madrasah yang ada di sekitar sekolah tersebut. Sementara, sebagian siswa terpaksa harus belajar di bawah kolong gedung baru.

Menanggapi kondisi ini, Kabid Pembinaan SD SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak, Nadhif Alawi, membenarkan adanya kejadian tersebut. “Proyeknya sudah selesai pada awal Februari 2025, namun PT PPSD belum menyelesaikan kewajibannya terhadap PT SSCD. Sehingga belum dilakukan serah terima pekerjaan,” jelas Nadhif, dilansir dari koranborgol.com, Rabu (30/04).

Nadhif menambahkan bahwa pihaknya telah melayangkan surat yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Demak, perihal permintaan pemanfaatan bangungan kepada Direktur PT PPSD. Namun, hingga kini belum mendapatkan balasan.

Ketua DPRD Demak Maskuri meminta para pihak-pihak terkait untuk mempertimbangkan segala aspek agar semua kepentingan dapat diakomodasi dengan baik. Politisi senior Gerindra, yang tinggal di desa Pilansari Sayung ini tak memungkiri bahwa pembangunan jalan tol merupakan proyek strategis nasional. Namun, pendidikan juga merupakan langkah utama peningkatkan kualitas sumber daya manusia demi tercapainya bangsa yang maju, adil dan sejahtera.

Menurut Sukandar, seorang pegiat sosial Demak, menyebut kejadian ini sebagai bentuk pelanggaran hak anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang layak. Pemimpin Biro Litbang DPW Squad Nusantara Jawa Tengah ini juga mengatakan tidak seharusnya proses administrasi menjadi penghalang KBM.

Sukandar menilai cara-cara penyelesaikan kedua perusahaan kurang bijak, bahkan seperti menggunakan trik layaknya terorime dan mafia. “Penyanderaan kunci gedung untuk menekan pihak lain, tetapi harus mengorbankan hak anak-anak, menjadi penyelesaian yang kurang bijak,” katanya.

Di sisi lain, Pimpinan Proyek PT PPSD, Samsul tidak mereaksi ketika dimintai konfirmasi.

Sedangkan, Teguh pemilik sekaligus CEO Grup Sembilan Sembilan, menyanggah jika pihaknya melakukan penyanderaan kunci gedung. ”Monggo dikonfirmasi ke Dinas Pendidikan atau ke PT PPSD,” ujarnya.