Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani menerima kunjungan kerja Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Cianjur di Ruang Kalitaman Gedung Sekretariat Daerah (Setda).
- Ringankan Penyandang Disabilitas, Pemkot Tegal Berikan 45 Alat Bantu
- Tunggu Jadwal Dari BKN, BKD Rembang Akan Gelar Tes Kompetensi P3K
- Sejarah Ditulis Oleh Para Pemenang? Indonesia Sedang Mengupayakannya
Baca Juga
Di tengah dialog dengan didampingi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Salatiga, FKUB Kota Salatiga dan Kemeterian Agama (Kemenag) Kota Salatiga, Yasip mengisahkan cikal-bakal predikat Kota Tertoleransi disandang Salatiga.
"Terimakasih dan selamat datang di Kota Salatiga Kota Toleransi. FKUB memegang peran penting dalam menjaga kerukunan beragama. Sejak tahun 1950 UKSW yang didirikan oleh Persatuan Sinode Gereja di Kota Salatiga menjadi cikal bakal budaya toleransi di Kota Salatiga," ungkap Yasip.
Sebagian besar mahasiswa UKSW, disebutkan dia, berasal dari wilayah di luar Pulau Jawa. Meski pun mahasiswa dari Jawa juga banyak, namun mahasiswa dari luar Jawa tetap mendominasi.
Pada akhirnya kondisi ini membuat suatu hubungan bermasyarakat yang baik yang terus berlanjut sampai sekarang.
Salatiga, tempat dimana terdapat 30 suku di Kota Salatiga yang datang bersama dengan keberagaman budaya masing-masing dan secara perlahan terjadi akulturasi di Kota Salatiga.
"Kota Salatiga menjadi salah satu kota tertoleran di Indonesia selama 7 tahun berturut-turut dengan indeks kota toleran yang selalu naik," terang dia.
Selain sebagai kota tertoleran, Salatiga juga mempunyai julukan sebagai Indonesia Mini karena keberagaman suku di Kota Salatiga. UKSW pun disebut Kampus Indonesia Mini.
Semua ada di Salatiga. Dan yang menakjubkan adalah toleransi yang terbentuk dalam masyarakat dari level paling kecil.
"Yang lebih terkenal lagi dari Kota Salatiga adalah Salatiga sebagai Kota Gastronomi atau kota Kuliner. Kota Salatiga merupakan salah satu kota di Indonesia yang diajukan ke UNESCO sebagai Kota Gastronomi, dimana Gastronomi yang dimaksud adalah keterampilan dalam penyajian bahan makanan," pungkas Yasip.
Yasip berharap kunjungan FKUB Kabupaten Cianjur selain bertujuan untuk belajar kerukunan, juga untuk ajang diskusi sehingga Kota Salatiga menjadi lebih baik
Sementara, Ketua FKUB Kabupaten Cianjur, K.H. Choirul Anam, mengungkapkan maksud dan tujuan kunjungan kerja ke Kota Salatiga adalah untuk belajar merajut kerukunan, semangat kebersamaan dalam keberagaman yang ada, khususnya di Kota Salatiga yang dapat diterapkan di Kabupaten Cianjur.
- Potensi Besar Belum Maksimal, DPRD Jateng Saran Terus Kuatkan Pertanian Kepada Pemprov
- Premanisme Dan Negara Bayangan: Spasialitas Kekuasaan Menantang Struktur Konstitusional
- Bupati Rembang Harno Ajukan Lima Proyek Kepada Pemprov Jateng