Hujan yang kerap mengguyur Kota Semarang beberapa hari terakhir mengakibatkan tanah makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota II mengalami keretakan. Hal ini berimbas pada puluhan batu nisan di makam tersebut ambruk.
- Banyak Warga Ingin Masuk ke Rusunawa, Disperkim Mewajibkan Pengembang Bangun Rumah Tipe RSS
- Disperkim Kota Semarang Tambah Dua Taman Pasif
- Semarang Bakal Punya Taman dengan Patung Kinetik Pertama
Baca Juga
Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkrim) Kota Semarang, Murni Ediati mengatakan jika keretakan tanah tersebut bukan akibat dari tanah longsor, namun karena limpasan air dari area pemakaman yang berada diatasnya.
"Kebetulan tanahnya ini ada di perengan, saat hujan air turun ke area makam ini ngecembeng dan membuat retakan. Tidak ada kerusakan berat," kata Pipie, sapaan akrabnya, Rabu (15/9).
Jumlah makam yang terdampak ada sekitar 30-40 makam. Makam yang rusak tersebut tidak hanya makam biasa namun juga ada beberapa makam warga yang meninggal akibat Covid-19. Untuk mengantisipasi hal tersebut terulang kembali, pihaknya telah mengajukan anggaran dalam anggaran perubahan tahun ini untuk pembangunan saluran air dan talud.
"Kita akan bangun saluran dan talud, mungkin juga kotakan makam agar tidak lagi tergerus. Kalau pakai rumput nggak bisa, nanti akan kita hitung dulu anggarannya berapa karena ada beberapa saluran air yang kita bangun," jelasnya.
Pipie mengatakan akan ada dua tahap perbaikan yakni jangka pendek dan jangka panjang. Perbaikan jangka pendek yakni dengan perataan tanah yang retak tersebut. Sedangkan untuk perbaikan jangka panjang akan dilakukan pembangunan saluran air dan talud.
"Kalau tidak November saat puncak musim hujan kejadian serupa bisa terulang, sementara kita rapikan dan ratakan dulu tanah yang retak ini," tandasnya.
Sementara itu, salah satu ahli waris yang keluarganya di makamkan di TPU Bergota II, Krisnadi mengatakan retakan tanah terjadi pada lahan makam yang letaknya ada di kontur miring, sehingga tergerus air hujan.
"Tadi pagi saya kebetulan mau nyekar keluarga, kaget melihat kok tanah makam retak-retak. Kondisi ini sudah terjadi beberapa kali," katanya.
Dirinya meminta kepada Pemkot Semarang untuk melakukan perbaikan dan antisipasi terjadinya keretakan tanah ini kembali. "Harusnya ada langkah pencegahan dengan membangun saluran air sehingga air tidak turun langsung ke makam yang dibawah," pintanya.
- Banyak Warga Ingin Masuk ke Rusunawa, Disperkim Mewajibkan Pengembang Bangun Rumah Tipe RSS
- Disperkim Kota Semarang Tambah Dua Taman Pasif
- Semarang Bakal Punya Taman dengan Patung Kinetik Pertama