Laporan Salatiga: Angka Inflasi Terkendali Di Angka 3.01%

Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani Saat Mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Diselenggarakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Dan Diikuti Secara Daring Di Ruang Kaloka Gedung Setda, Senin (20/05). Erna Yunus B/RMOLJawaTengah
Pj Wali Kota Salatiga Yasip Khasani Saat Mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Diselenggarakan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Dan Diikuti Secara Daring Di Ruang Kaloka Gedung Setda, Senin (20/05). Erna Yunus B/RMOLJawaTengah

Pj. Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, menegaskan angka inflasi Kota Salatiga masih terkendali yaitu pada angka 3.01


Sementara, masih tingginya harga komoditas disebabkan oleh distributor yang cenderung menahan pasokan komoditi yang dianggap tahan lama saat panen raya, sehingga meski pun panen harga tetap tinggi.

Hal ini disampaikan Yasip saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang diselenggarakan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan diikuti secara daring di Ruang Kaloka Gedung Sekretariat Daerah (Setda), Senin (20/05).

Ia mengungkapkan, Pemerintah Kota Salatiga telah melakukan intervensi terhadap harga kebutuhan pangan yang masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Dimana, komoditas yang relatif masih tinggi yaitu bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, dan daging ayam ras, sedangkan untuk harga beras masih relatif stabil," ungkap Yasip.

Adanya harga komoditas yang masih relatif tinggi, diupayakan Pemerintah Kota (Pemkot) dengan intervensi dengan dilaksanakannya operasi pasar dan swasembada pangan jangka panjang.

"Intervensi pemerintah telah dilaksanakan seperti operasi pasar dan pemberian subsidi, langkah berikutnya yang diambil adalah dengan melakukan kerjasama dengan daerah penghasil," bebernya.

Dengan membeli langsung ke daerah penghasil maka akan didapatkan harga yang lebih bagus sehingga dapat dipasarkan dengan harga yg terjangkau.

Terkait daging dan ayam ras, serta telur ayam ras disebut Yasip sedang merumuskan lagi, menggalakkan lagi peternak ayam pedaging dan ayam petelur.

"Kalau hasil kajian memungkinkan, kenapa tidak untuk kita arahkan bantuan kepada kelompok peternak," lanjut Yasip.

Rapat Koordinasi (Rakor) diikuti oleh seluruh kepala daerah se-Indonesia dan dipimpin oleh Plt. Sekjen Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Republik Indonesia, Tomsi Tohir.

Tomsi menyampaikan bahwa harga pangan di pasar masih di atas HET meski telah berlangsung masa panen raya, beliau mendesak kepada seluruh kepala daerah untuk turun tangan melakukan berbagai upaya penanggulangan dan berkoordinasi dengan daerah lain bila diperlukan.