Sebanyak 196 mahasiswa peserta Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Unsoed mengikuti Kelas Kebhinnekaan Modul Nusantara Dopokan Banyumasan bersama Maestro Lengger Lanang Banyumas, Rianto di gedung SMKN 3 Banyumas.
- Luncurkan Aplikasi Digital, Pura Mangkunegaran Menyediakan Informasi Kegiatan Dan Agenda
- Sejarah Panjang Rokok Kretek Dikupas Tuntas di Museum Kretek Kudus
- Pura Mangkunegaran Merayakan Hari Jadinya Ke-267 Dengan Rangkaian Acara Semarak
Baca Juga
"Pentas tari lengger lanang Banyumasan yang dibawakan langsung oleh Rianto memukau para mahasiswa PMM yang berasal dari berbagai perguruan tinggi luar Pulau Jawa. Mereka diajak untuk mengenali, memahami, dan mengapresiasi perjalanan karir dan juga perjuangan Rianto di dalam menjalani kehidupannya sebagai lengger dan membawa lengger mendunia hingga pentas di lebih dari 30 negara," kata Koordinator Dosen Modul Nusantara, Indriyati Hadiningrum, S. S, M.Pd, Selasa (5/9).
Para mahasiswa juga diajak untuk melakukan refleksi, mengambil pembelajaran dari kisah perjuangan Rianto untuk membuat lengger dicintai di negerinya sendiri sekaligus dikenal di penjuru dunia. Mereka didampingi oleh delapan dosen modul nusantara dari berbagai fakultas.
"Modul Nusantara merupakan sebuah program yang ditujukan bagi mahasiswa PMM dari berbagai daerah di Indonesia untuk lebih mengenal kekayaan ragam budaya tradisional di tempat mereka mengikuti PMM. Karena mereka mengambil program ini di Unsoed, jadi mereka harus mengenal budaya tradisional Banyumas," kata Indriyati yang juga pengajar Prodi Sastra Inggris ini.
Indriyati Hadiningrum mengatakan, pihaknya bersyukur karena Rianto banyak membantu program ini.
"Mas Rianto selalu mendampingi kami sejak program Modul Nusantara 1 tahun 2021. Saat itu Mas Rianto hadir secara daring langsung dari Jepang karena memang beliau bermukim di Jepang. Tahun 2022 kebetulan sudah bisa hadir secara luring di Banyumas dan tahun 2023 ini menjadi lebih istimewa lagi karena Mas Rianto bahkan mengajak istri dan teman-temannya dari Jepang untuk turut mementaskan tari Lengger Banyumasan ini," jelasnya.
Antusiasme mahasiswa dalam mengikuti kelas kebhinekaan ini sangat tinggi. Salah seorang mahasiswa asal Universitas Mataram, Hanif Cahyo Wicaksono mengatakan, selain belajar tentang perjuangan, acara ini seperti memberinya sebuah tamparan.
"Melihat orang-orang Jepang yang serius belajar lengger dan bisa membawakan tari lengger, saya seperti ditampar. Orang asing banyak yang tertarik dan mau belajar budaya kita, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama. Ini menjadi sebuah motivasi tersendiri bagi saya dan teman-teman, untuk lebih berbangga dan bersama-sama menjaga serta melestarikan budaya Nusantara," kata Hanif.
- Hari Batik Nasional, Momentum Pembentukan Komunitas Pecinta Batik Salatiga
- Kupas Peran Perempuan dalam Sejarah Lewat Surat-Surat R.A. Kartini
- Bedug Bertalu-talu Menjadi Simbol Akan Datangnya Bulan Ramadan