Lama tak ada hujan turun, sawah di Blora Jawa Tengah mengering dan pecah - pecah. Petani khawatir gagal panen terjadi jika kondisi cuaca tak segera turun hujan.
- Jelang HUT Kota Semarang Ke-475, Jajaran Pemkot Semarang Ziarah ke Makam Sunan Bayat
- Merawat Tradisi Kerukunan Keluarga Besar Bangsa Indonesia
- Anggota DPRD Jateng Apresiasi Antusiasi Warga Nikmati Pagelaran Ebeg
Baca Juga
Sejumlah warga pun berikhtiar dengan menjalankan salat Istisqa di lapangan Desa Bergolo Kecamatan Jepon. Mereka berharap melalui salat tersebut hujan segera diturunkan.
Dengan pakaian seadanya dan menggunakan sajadah, mereka melaksanakan salat dengan khusyu' berharap Tuhan mengabulkan permohonan mereka.
Kades Bergolo, Subari mengatakan hujan tak kunjung turun sudah terjadi hampir tiga bulan. Padahal kondisi padi yang mereka tanam mulai tumbuh butir padi.
"Kekhawatiran warga jika pada kondisi itu tanaman kekurangan air berimbas pada isi butir padi, gabuk (padi tak berisi beras)," ujarnya, Selasa (21/5) siang.
Lantaran aliran air yang mereka gunakan sebelumnya mulai mengering, kekhawatiran gagal panen menyebabkan mereka berinisiatif menjalankan salat Istisqa guna meminta hujan kepada Tuhan.
Dikatakannya, sekali sedot masyarakat setempat harus mengeluarkan biaya setidaknya Rp 50 ribu perjamnya.
"Sekali sedot setidaknya memerlukan empat jam, sehingga mereka harus mengeluarkan uang sebanyak Rp 200 ribu per sekali sedot," imbuhnya.
Ia menjelaskan hampir seluruh penduduk Desa Bergolo, berprofesi sebagai petani. Ia berharap dengan ikhtiar bersama tersebut Tuhan segera turunkan hujan agar tanaman para petani timbuh subur.
- Perhutani Blora Libas 40 Hektar Tanaman Tebu Milik Warga
- PP dan GRIB Bentrok di Blora, Ini Penyebabnya
- Bermodal Mulut Manis, Pemuda di Blora Setubuhi Gadis Belia Berkali kali