- Batu Bata Kuno Diduga Bekas Pemandian Zaman Dahulu Ditemukan di Anak Sungai Ngawun Sale Rembang
- 15 Anak Bajang Berambut Gimbal Dipotong Pada Gelaran DCF 2022
- Resmikan Renovasi Masjid Baiturrahman, Gus Yasin Imbau Masyarakat Andil dalam Kegiatan Masjid
Baca Juga
Yayasan Kyai Ageng Giri Pondok Pesantren (Ponpes) Girikusumo, Desa Banyumeneng, Mranggen, Demak kembali menggelar tradisi Grebeg Suro, dalam memperingati tahun baru Hijriyah ke 1446.
Dalam peringatan tersebut, terlihat masyarakat baik warga setempat ataupun luar daerah yang memang berniat mengikuti terlihat antusias, pada gelaran yang dilakukan setahun sekali tersebut.
Hanif Maimun, Putra Pengasuh Ponpes Mbah Munif menjelaskan, bahwa Grebeg Suro sendiri diadakan sejak tahun 2014 dan sudah menjadi sebuah tradisi yang ada di Yayasan Kyai Ageng Giri Ponpes Girikusumo.
“Ini adalah kegiatan yang ke-10 dimulai dari tahun 2014. Pada intinya tujuan utama Grebeg Suro untuk melestarikan kebudayaan leluhur dan juga kasepuhan terutama yang ada di Pesantren Girikesemo,” jelas pria yang kerap disapa Gus Hanif itu.
Ia melanjutkan, kegiatan tersebut merupakan suatu bentuk doa guru, kyai yang ada di pesantren dan yayan dalam menyambut tahun baru hijriyah 1 Muharrom 1446 H.
Didalam kirab tersebut, terdapat empat kotak kayu yang dibawa ahli waris yang berisikan 4 pusaka dari pengasuh terdahulu yakni, KH. Muhammad Hadi Bin KH. Muhammad Tohir, KH. Muhammad Zahid Bin KH. Muhammad Hadi, KH. Zaenuri Bin KH. Muhammad Hadi dan KH. Muhammad Zuhri Bin KH. Muhammad Zahid.
“Tadi ada pasukan sembilan, itu mengkirab beberapa pusaka dari leluhur dan kasepuhan ada 4 pusaka. Selain itu, pasukan juga membawa kendi yang berisikan air yang diambil dari sumber sumur tua," ucapnya.
“Ada air Tirto Wening, yaitu air yang diambilkan dari tok ataum sumber sumur kasepuhan yang dulu dibuat dari simbah buyut Mohammad Hadi, air tersebut sebelum acara pada malam harinya sudah dibacakan mujahadah oleh para guru yang ada di pesantren, jumlahnya ada 40,” lanjutnya.
Selain itu, ada juga sejumlah gunungan hasil bumi yang ikut dikirab dalam Grebeg Suro yang mana merupakan simbol sebagai bentuk shodakoh dari semua guru dan yayasan untuk masyarakat yang mengikuti kirab tersebut.
Dengan adanya berebut Gunungan dalam rangkaian Grebeg Suro tahun ini, Gus Hanif berharap masyarakat mendapat keberkahan.
“Harapanya bukan hanya direbut tetapi uang difapatkan bisa mendapat keberkahan dari isi gunungan tersebut,” pungkasnya.
Salah seorang warga yang menyaksikan kirab, Arni Faris (36), dirinya mengaku setiap tahun selalu menantikan tradisi Grebeg Suro tersebut.
“Ini tiap tahun tiap Bulan Suro. Tahun ini tambah ramai. Iya selalu menantikan. Diharapkan bisa mendapat barokah dan diberi keselamatan,” ujarnya.
Senada, Kamelia Tohirotunnisa (26) yang merupakan warga Kebonbatur, dirinya datang bersama saudaranya untuk mendapat keberkahan dari acara tersebut.
“Baru kali ini ikut ini, datang kesini sama suadara. Karena penasaran pingin lihat. Mencari berkah dari doa mbahyai,” katanya.
- Ribuan Warga Tionghoa Meriahkan Kirab Cheng Ho Di Semarang
- Aneka Kuliner Ramaikan Parade Selera Rasa 2024 di Pamedan Mangkunegaran
- HUT RI Ke-79, Merti Bumi Bakal Digelar Di Goa Kreo
