- Kejaksaan Negeri dan Kantor Kemenag Demak Lakukan MoU Bersama
- Agustina Wilujeng Siap Putus Tradisi Pemkot Semarang
- Kebumen Alokasikan Rp 6,4 Miliar untuk Insentif RT dan RW
Baca Juga
Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Tegal (DKD-KT) gelar acara Peluncuran Program Desa Bangga Budaya dengan tema "Bareng Mbangun Ekosistem, Bangga Budaya, Tegal Berdaya". Bertempat di Pendopo Amangkurat, Senin (24/2).
Tema ini bukan sekadar slogan, tetapi sebuah ajakan nyata untuk bersama-sama membangun ekosistem budaya yang kokoh dan berkelanjutan di Kabupaten Tegal. Hal tersebut di sampaikan oleh Sekda Amir Makhmud mewakili Bupati Tegal saat melouncing Program Bangga Budaya.
"Bareng Mbangun Ekosistem" artinya mencerminkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, seniman, dan budayawan.
"Bangga Budaya" artinya menegaskan komitmen kita dalam menjaga dan mengembangkan kearifan lokal sebagai identitas bangsa.
Sementara "Tegal Berdaya" menjadi harapan kita agar kebudayaan menjadi motor penggerak ekonomi dan sosial yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat," Papar Amir dalam sambutannya.
Amir juga mengatakan pogram ini merupakan langkah konkret untuk memperkuat kebudayaan di tingkat desa melalui pendampingan, pelatihan, serta fasilitasi yang dilakukan oleh DKD Kabupaten Tegal.
"Saya berharap, program ini tidak hanya berhenti sebagai seremonial semata, tetapi benar-benar mampu memberikan dampak positif dan berkelanjutan," Ujar Amir.
Sementara itu lima (5) desa pionir yang terpilih yaitu Desa Bumijawa dengan wisata religi Bumi Walimayakerti, Desa Kepunduhan sebagai desa wisata sinema, Desa Balamoa dengan Festival Jinten dan gamelan Maulid, Desa Balapulang Wetan dan Desa Kepunduhan serta mendapatkan bantuan dana stimulan masing-masing sebesar Rp 100 juta.
Ketua panitia kegiatan, M. Fatkhurohman, menjelaskan bahwa lima desa tersebut dipilih melalui seleksi ketat dan transparan.
"Kami menilai desa-desa ini memiliki komitmen kuat dalam melestarikan budaya serta inovatif dalam mengembangkan potensi lokalnya," ujarnya.
Sementara itu Ketua DKDKT Ki Haryo Susilo Enthus Susmono mengatakan, dari keseluruhan program diharapkan pegiat mampu memonitor potensi budaya.
"Kami harapkan seluruh pegiat kebudayaan, harus betul-betul memonitor potensi budaya dan potensi perekonomian berbasis kebudayaan didesa untik kedepannya seperti apa, sehingga kebudayaan yang mungkin kurang populer dibirokrasi menjadi tersentuh dengan faktor ekonomi itu," terang Haryo.
Program ini diharapkan mampu menjadi percontohan bagi desa-desa lain dalam mengangkat nilai budaya setempat serta meningkatkan ekonomi kreatif berbasis tradisi.
- Lepas 1.273 Calon Haji, Dedy Yon Minta Doakan Kabupaten Tegal
- Pembentukan Koperasi Merah Putih Wonogiri, Bukan Bertahap Tapi Serentak
- Renovasi Gedung IBI, Bupati Tegal Ingatkan Layanan Optimal