Lembaga Pemasyarakat Perempuan (LPP) Kelas IIA Bulu, Kota Semarang memberdayakan 129 warga binaan dalam bimbingan kerja (Bimker).
- Pasar Dargo Direhab Usai Lebaran
- DPRD Kota Semarang Harap Sport Center Bisa Jadi Tempat Rekreasi
- Baru Beli, Mobil Agya G Milik Warga Batang Pecah Mesin, Protes ke Nasmoco
Baca Juga
Lembaga Pemasyarakat Perempuan (LPP) Kelas IIA Bulu, Kota Semarang memberdayakan 129 warga binaan dalam bimbingan kerja (Bimker).
Bimker yang memang sudah lama ada di LPP Bulu, memberikan banyak keuntungan bagi warga binaan saat nantinya mereka terbebas dari balik rumah tahanan.
Kasi Kegiatan Kerja Lapas Perempuan Kelas IIA Semarang, Rini Sulistyowati mengatakan, warga binaan yang bisa masuk dalam Bimker memang harus memiliki persyaratan khusus, yakni sudah memegang surat ketetapan hukum tetap.
"Anak-anak yang bisa masuk ke Bimker adalah mereka yang sudah berketetapan hukum tetap atau sudah inkra jadi yang seperti masih berstatus tahanan itu harus melaksanakan pembinaan kepribadian dulu, nanti kalau sudah melaksanakan pembinaan kepribadian dan sudah mendapatkan ketetapan hukum tetap nanti baru bergabung di Bimker," kata Rini di LPP Kelas IIA Bulu, Rabu (21/4).
Mereka yang masuk dalam Bimker, tambahnya, memang memiliki minat dan bakat masing-masing, dan pihak Lapas tidak akan memaksa untuk masuk kedalam Bimker.
"Jadi ada Litmas awal oleh pihak Bapas, setelah di Litmas baru masuk kedalam kegiatan kerja ini, tapi tidak menutup kemungkinan pada mereka yang betul-betul berminat tapi kondisinya masih tahanan, disitu mereka membuat surat pernyataan dengan tanda tangan bermaterai yang menyatakan untuk bersungguh-sungguh mengikuti pembinaan kemandirian disini," terangnya.
Warga binaan yang masuk ke Bimker memang tidak tetap jumlahnya, karena setiap bulannya ada warga binaan yang sudah habis masa tahanannya dan keluar dari LPP, begitupun sebaliknya, ada juga yang baru masuk.
"Kalau total semua warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA adalah 266 orang, tapi kan tidak semua masuk Bimker, bulan ini yang masuk Bimker ada 129 orang," jelasnya.
Dalam Bimbingan kerja di LPP terdapat 12 kelompok kerja (Pokja) yang bisa dipilih oleh masing-masing warga binaan. Mulai dari pokja batik, menjahit, tata boga, gendar, olahan kedelai, olahan keripik, bakery, barista, laundry, salon, dress painting dan sablon.
Terkait penjualan, Rini mengatakan sudah ada banyak mitra LPP yang sering memesan karya dari warga binaan. Bahkan pemesanan tidak hanya dari kota Semarang saja, tapi hingga ke luar kota bahkan keluar negeri. bahkan meski pandemi Covid melanda, Bimker LPP tetap ramai pesanan.
"Kalau misal untuk kulinernya biasanya kita dapat orderan dari warga binaan itu sendiri, dari pegawai Lapas, rekanan yang di luar Lapas, mitra LPP seperti BUMN, jadi pangsa pasar pasti ada," tuturnya.
Untuk pembagian hasil usaha, warga binaan akan mendapatkan berupa premi. Premi adalah hasil bagi keuntungan yang diberikan kepada warga binaan sebagai upah dari tenaga yang sudah dikeluarkan jadi jasanya terbayar.
"Sistem pembagian hasil itu premi, jadi hitungan kotornya dibagi bahan baku 50%, sedang 50% itu dibagi lagi 15% untuk PNBP, 35% sebagai premi," ucapnya.
Dewi Safitri, salah seorang warga binaan yang sudah lebih dari lima tahun menjalani masa hukuman di LPP Bulu mengaku senang dengan adanya Bimker. Karena dengan masuk ke Bimker, dirinya yang amsih harus menjalani satu tahun lagi masa hukuman, memiliki kegiatan yang tidak membosankan.
"Dulunya saya tidak bisa apa-apa sebelum masuk lapas, tapi awal di Bimker saya di Pokja batik, trus karena saya bisa komputer lalu saya dipindah ke bordir komputer, terus karena orderan tidak tentu selalu ada untuk bordir, lalu belajar ikut pelatihan jahit, jadi saya ngerjain bordir dan jahit," ungkap Dewi.
Selain mendapat keterampilan yang dulunya tidak pernah ia kerjakan, dirinya juga senang karena memiliki penghasilan meski berada di dalam Lapas. "Bersyukur bisa dapat penghasilan kan walau di dalam sini, uangnya masuk ke premi jadi bisa buat tabungan, kalau butuh apa-apa baru di pakai," tuturnya.
Senada, Warsinah yang sudah tujuh tahun berada di LPP, merencanakan akan membuka usaha kuliner selepas dari Lapas nantinya. Warsinah yang memang sudah menyukai bidang masak-memasak sejak dulu, sangat terbantu dengan ilmu baru yang didapatkan dari Bimker.
"Awalnya saya masuk di tata boga, cuma pas ada bakery saya coba kesini, dan memang dari dulu sebelum masuk sini saya memang suka masak, jadi pas masuk kesini bisa diperdalam lagi ilmunya, jadi buat bekal di luar nanti," kata Warsinah.
- Siapkan 14.693 Personel, Polda Jateng Siap Sambut Pemudik
- Mendag Zulkifli Hasan Cek Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Colomadu Karanganyar
- Menteri Pertanian Tambah Alokasi Pupuk Bersubsidi