Lulusan SMK Peternakan di Batang Dilirik Sampai New Zealand

Berawal dari niat menampung lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang tidak bisa melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi, siapa sangka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Peternakan Lembah Hijau dilirik negara New Zealand hingga Jepang. 


"Anak-anak ini diterima di perguruan tinggi New Zealand, Jepang, kampus negeri, kemudian tidak ada satupun lulusan yang menganggur," kata kepala SMK Peternakan Lembah Hijau, Dani Irawati, Rabu (11/1). 

Ia bahkan menyebut, menginjak tahun keempat sekolahnya, semua siswa sudah dipesan industri meski baru masuk. Baginya, pencapaian itu sesuai harapan Yayasan Pendidikan Islam Lembah Hijau yang menaungi sekolah kejuruannya. 

Dani menyebut sistem pendidikan sekolah di  Desa Tambakboyo Kecamatan Reban Kabupaten Batang itu berbasis sosial. Pihaknya mengedepankan adab dan karakter terlebih dahulu dibanding keilmuan. 

"Adab dan karakter itu lebih penting,  karena kalau ilmu itu bisa cepat (instan) paling lama sebulan 2 bulan. Tapi kalau ilmu dan pendidikan karakter pendalaman karakter itu harus didapat dari habit yang terus menerus kita tekankan setiap hari setiap saat,” jelasnya. 

Pembelajaran SMK Peternakan Lembah Hijau menekankan sopan santun sesuai norma agama. Lalu ada  pembentukan karakter melalui pendidikan semi taruna. Dipadukan dengan aktivitas seperti di pesantren mulai mengaji dan hingga menghafal Alquran. 

Jumlah siswa saat ini pun hanya 24 orang. Pada tahun pertama berdiri, pada 2018, jumlah siswa hanya 12 anak. Siswanya berasal dari berbagai daerah. Mulai Kecamatan Reban, Bandar, Kabupaten Kendal, Temanggung, juga DKI Jakarta. 

"Untuk biaya sekolah hanya 50.000 per bulan, plus include tinggal di asrama. Bagi siswa yang tidak mampu tidak perlu membayar. Kami pun mencari siswa ketika semua sekolah sudah masuk tahun ajaran baru," tuturnya. 

SMK Peternakan Lembah Hijau kini punya satu jurusan yaitu Agribisnis Ternak Ruminansia. Di Jateng, selain SMK Peternakan Lembah Hijau, hanya ada SMK Farming di Pati yang punya jurusan itu. 

Para siswa diajari mulai dari merawat ternak hingga menghasilkan berbagai macam produk yang berkaitan dengan ternak. 

"Kami menerapkan konsep BWS (Belajar Wirausaha Sekolah) yang kegiatannya menyatu dengan alam. Saat ini kami satu gedung utama, bangunan toilet dan kandang-kandang hewan," tuturnya. 

Meski begitu sekolahnya mendapat support dari berbagai pihak mulai dari BI tegal, hingga berbagai industri semisal Ultrajaya hingga Nestle. 

Pembelajarannya pun tidak hanya di sekolah, tapi juga pembelajaran luar hingga kementrian. 

Dari sisi bangunan, SMK Peternakan Lembah Hijau memang tampak sederhana. Lokasi bangunan sekolah menyatu dengan sawah dan kebun sekitar. 

Ada kandang ternak hingga kolam ikan di sela-sela halaman yang penuh dengan tanaman untuk ternak. 

"Saya banyak belajar tentang peternakan. Dulu pas awal-awal memang agak sukar karena tiap hari berhadapan dengan kotoran ternak. Sekarang sudah biasa," kata Tedi Pramono (17), siswa kelas 11 asal Bandar. 

Setiap siswa bergantian merawat sapi mulai penggemukan hingga perah. Ada beberapa hewan ternak yang digeluti siswa. Mulai dari sapi, kelinci, ayam, kambing, dan merpati kipas.