Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menciptakan suatu inovasi dalam pembuatan biopestisida menggunakan bahan-bahan alami yang tersebar luas (tanaman liar) namun pemanfaatannya masih rendah.
- Penghentian Aktivitas Klinis Dr. Yan Wisnu Dinilai Tindakan Zalim
- FISIP UNDIP Terbaik 2 Lingkup Keilmuan Sosial dan Pemerintahan di Indonesia Versi Edurank 2023
- Patahkan Ekspektasi, Sekjen FSGI Sebut Janji Prabowo Hanya 'Angin Surga'
Baca Juga
Tim PKM ini terdiri dari empat mahasiswa yang berasal dari dua fakultas yaitu Fakultas Biologi dan Fakultas Pertanian UNSOED. Tim ini diketuai Abel Johan Daniel Siregar, beranggotakan Fahmi Khairul Yusuf, Ma’rif Nur Rochman, dan Kristina Pasaribu, serta dibimbing Dr. Rosi Widarawati, S.P, M.P.
Abel mengatakan, maraknya penggunaan pestisida kimia (sintetik) dalam agroindustri berdampak pada kerusakan lingkungan dan beresiko menciptakan hama yang resisten. “Untuk itu tim ini berpendapat bahwa inovasi biopestisida berbahan dasar daun binahong dan daun beluntas merupakan jalan keluar yang tepat untuk mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan pestisida kimia,” ungkap Abel, Minggu (1/10/2023).
Menurutnya, Binahong dan beluntas mudah didapatkan, namun pemanfaatan formulasi ekstrak daun binahong dan daun beluntas masih sangat rendah, sehingga berpotensi menjadi penemuan baru dalam penanganan hama ulat grayak dan belalang.
Pembuatan biopestisida ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu pengambilan dan pengolahan sampel daun, ekstraksi, aplikasi ekstrak, dan analisis data untuk menguji efektivitas biopestisida. “Proses ekstraksi daun binahong dan daun beluntas menggunakan metode maserasi, dan hasil ekstraksi yang berupa ekstrak padat diproses dan diaplikasikan kepada serangga uji yaitu belalang (Valanga sp.) dan ulat grayak (Spodoptera litura),”jelasnya.
- UNY Akan Dirikan Kampus di Blora
- Terbanyak dalam Sejarah, UNDIP Kukuhkan 42 Guru Besar
- Dekan FK Undip: Kami Mohon Maaf Jika Terjadi