Mahasiswa USM Ciptakan Listrik Dari Lumpur

Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Semarang Nur Hidayat melakukan penelitian terinsiprasi dari lumpur di Bleduk Kuwu, Grobogan.


"Setelah diteliti mendalam, kandungannya 58 persen mineral. Sisanya berupa endapan garam. Makanya Kamis besok saya akan melakukan uji laboratorium di BPPT," kata dia, Rabu (21/11).

Nur menerangkan, endapan lumpur Bledug Kuwu memiliki kandungan logam yang cukup tinggi untuk dapat diubah menjadi energi pembangkit listrik.

Kata dia, kadar besi pada lumpur Kuwu mencapai 1,873 persen. Kemudian terdapat pula kandungan tembaga, seng, magnesium ditambah aluminium. Menurutnya, lumpur itu juga berpotensi menghasilkan energi listrik.

Dia mencontohkan endapan lumpur kering yang dimasukan dalam paralon-paralon kecil yang telah diisi untaian kabel dan lempengan tembaga. Dengan sebuah pemantik kecil, bola lampu yang telah tersambung pada panel tersebut lalu menyala dengan tegangan 15 watt.

"Jadi ketika garam terkena air maka mengalami proses mengurai senyawa negatif dan positif. Garam inilah yang bisa menghantarkan ion listrik melalui seng dan besi-besi yang dipasang di peralon. Untuk seliter lumpur yang diambil dari Desa Kuwu sudah bisa menghasilkan tegangan 16,4 volt untuk menyalakan lampu selama lima jam," papar dia.

Menurut dia, jumlah sel panel yang digunakan juga mempengaruhi tingginya tegangan listrik yang dihasilkan dari lumpur.

Bahkan dengan menggunakan sel panel 25 buah sudah bisa menghidupkan sebuah mesin kendaraan bermotor," terang Nur.

Ia menjelaskan pemakaian lumpur Bleduk Kuwu sebagai energi listrik menjadi langkah aman tanpa merusak lingkungan. Alasannya, lumpur yang telah digunakan nantinya dikembalikan ke lokasi semula.

"Ini sangat ramah lingkungan. Karena setelah saya pelajari, lumpur Bleduk Kuwu hanya dibiarkan begitu saja oleh warga desa. Sehingga menjadi sampah. Saya rasa inilah peluang yang harus digunakan sebagai energi alternatif pengganti cadangan minyak bumi yang terus menurun tiap tahunnya," pungkas dia.