Lembaga Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LPSDKP), menyebut adanya ketidakpedulian terhadap manfaat mangrove yang berada di pesisir pantai. Akibatnya, air pasang laut atau rob tidak terbendung dan meluber hingga ke daratan.
- Mantan Napi Sukses Dirikan Makanan Ndeso Jadi Oleh-oleh Menasional
- Pererat Silaturahmi, Kapolres Demak Sowan ke Mbah Munif
- ASN Kabupaten Tegal Dapat Keringanan Kredit Rumah Bersubsidi
Baca Juga
Hal tersebut dikatakan Kepala LRSDKP, Nia Naelul Hasanah Ridwan, saat menggelar Focus Group Disscution (FGD) di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak, Kamis (6/9).
Dari penelitian yang dilakukan, di pesisir utara Laut Jawa tersusun oleh material aluvial yang belum terkompakan sehingga mudah terhempaskan jika terkena abrasi.
Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, merupakan salah satu daerah yang menjadi limpasan rob jika air laut mengalami pasang. Selain struktur tanahnya cekung membentuk mangkok, penanaman mangrove di sepanjang pantai kurang maksimal dan tidak dirawat dengan baik.
Dari tahun ke tahun, rob di Kecamatan Sayung, khususnya di Desa Surodadi semakin bertambah parah. Dari penelitian tersebut ditemukan adanya penebangan mangrove tanpa dilakukan penanaman kembali." ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak Ir. Hari Adi Soesilo, M.Si menjelaskan bahwa Kabupaten Demak sudah beberapa kali menjadi uji coba penanganan rob pantai seperti dari UNDIP, Kementerian dan KKP.
"Dari uji coba penangggulangangan rob dan abrasi di Kabupaten Demak akan berakhir tahun depan di tahun 2019 mulai dari Sayung sampai Wedung", ujarnya.
Hal tersebut dirasa perlu dilakukan guna mengatasi permasalahan rob yang semakin mengkhawatirkan baik di daerah â€" daerah yang terkena bencana rob dan abrasi di Kabupaten Demak/
- Elpiji Bersubsidi Langka, Harga Mencapai Rp 40 Ribu, Toko Pengecer Kosong Total
- Dua Rumah Pompa Air Tidak Bekerja Maksimal Picu Banjir Kaligawe-Genuk
- Tambah Gedung Baru, Kapolda Harap RS Bhayangkara Beri Layanan Prima