Masjid Darussalam Jayengan Solo kembali membuat dan membagikan takjil Bubur Samin Banjar.
- Tampilkan Tumpeng Songo dan 99 Gunungan, Grebek Besar 2024 di Demak Siap Pecahkan Rekor MURI
- Perayaan Cap Go Meh Kota Solo Perkuat Kebhinekaan Indonesia
- Malam Tirakatan Dirgahayu ke-79 RI di Taman Mutiara Dibalut Lesehan Samping Exit Tol Tingkir
Baca Juga
Bubur Samin Banjar merupakan menu tradisi yang dibagikan pada jemaah dan masyarakat sekitar selama bulan Ramadhan.
Ketua takmir masjid Darussalam, HM Rosyidi Muhdhor menjelaskan, sejak berdiri tahun 1965 selama Ramadhan selalu menjalankan buka puasa bersama.
"Menu buka waktu itu bermacam-macam seperti Soto Banjar, Masak Kuning, Lepet, Nasi Samin, dan Bubur Samin. Dan mulai 1985 baru ditetapkan membagikan bubur Samin Banjar terus sampai saat ini," kata HM Rosyidi, di Solo, Minggu (3/4).
Memilih Soto Banjar bukan tanpa alasan. Kampung Jayengan Solo, merupakan kampung warga Martapura Kalimantan Selatan, yang merantau ke Solo.
"Kami keturunan kelima dari pedagang permata yang datang ke Solo, waktu itu leluhur kami datang ke Solo untuk memenuhi kebutuhan perhiasan keluarga kerajaan," imbuh Yusuf Ahmad Alkatiri, Ketua Jayengan Kampung Permata (JKP).
Mulai tahun ini juga, JKP mendeklarasikan Bubur Samin Banjar selama bulan Ramadhan menjadi wisata religi setiap tahun.
Ketua panitia, Noor Choolis mengatakan, pembagian bubur akan dilakukan setiap hari selama Ramadhan, dengan menggunakan 45 kg beras ditambah sayur, daging dan bumbu rempah rempah yang khas, utamanya minyak Samin, Banjar, Kalimantan.
"Bahan tersebut bisa menjadi 1300 porsi, 300 porsi dibagikan jemaah masjid dan 1000 porsi dibagikan masyarakat," ungkap Noor Cholish.
Selain bulan Ramadhan, bubur Samin ini juga dibuat pada malam nisfu Syaban dan 10 suro namun disebut Bubur Suro.
Sugesti Bubur Penyembuh
Selama 30 tahun lebih bubur Samin Banjar sudah menjadi tradisi Masjid Darussalam, hingga banyak masyarakat luar kota Solo yang ikut antri mendapatkan bubur khas ini. Termasuk ada masyarakat dari kalangan non muslim juga ikut antri minta bubur.
"Bahkan ada seorang warga keturunan cina dengan mobil mewah ikut antri bubur, setelah ditanya ia mengaku bubur tersebut untuk obat bagi ibunya yang sedang sakit. Memang bubur ini berbeda dengan bubur biasa, karena menggunakan rempah rempah maka setelah makan tubuh menjadi hangat, mungkin itu yang bisa menjadikan sebagai obat," imbuh Noor Cholish.
Diketahui sepanjang Ramadhan Masjid Darussalam Jayengan selalu ramai oleh masyarakat yang ingin bubur Samin Banjar.
Setiap hari, bubur mulai dibuat jam 13.00 siang, dengan proses masak selama dua jam. Sekira jam 16.00 bubur mulai dibagikan. Masyarakat sudah antri dengan tempat makan atau rantang.
"Tahun ini kami kembali membagikan bubur Samin, kami persilahkan masyarakat datang, tapi karena masih pandemi kami harap masyarakat antri dan memenuhi protokol kesehatan dengan tertib," tandas Noor Cholish.
- Pergantian Tahun Baru Imlek, Pesta Kembang Api Bikin Langit Kota Solo Bersinar Terang
- Bupati Jepara : Perjuangan Ratu Kalinyamat Harus Jadi Contoh di Era Modern
- Pegiat Budaya Batang Mengungkap Sejarah Rempah di Banda