Generasi muda Partai Golkar (GMPG) bukan organisasi resmi Partai Golkar dan bukan organisasi sayap, baik yang mendirikan maupun didirikan ‎partai Golkar.
- 24 Intelektual Salatiga: Pemilu Cenderung Tidak Dilakukan Sesuai Prinsip
- Ini Alasan PKS Tak Kembalikan Formulir Bacabup dan Bacawabup ke PDIP Karanganyar
- Pra Rakornas, Ratusan Kader PDIP Penuhi Area Mrapen Abadi
Baca Juga
Begitu tegas Ketua Fraksi Partai Golkar (PG) Melkias Marcus Mekeng menanggapi keberadaan GMPG yang dinilainya telah merusak citra Golkar.
Mekeng menjelaskan bahwa GMPG adalah organisasi ilegal yang tidak ada dalam struktur Golkar. Karena itu, dia meminta GMPG tidak menggunakan logo Partai Golkar.
"Partai sedang memikirkan langkah-langkah hukum terhadap mereka ini. Karena telah merusak partai," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (28/3).‎
Salah satu tindakan GMPG yang dinilai Mekeng telah merusak citra Golkar adalah fitnah yang dilancarkan kepadanya. Dia bahkan mengaku sangat keberatan dan menolak pernyataan anggota GMPG yang mengandung fitnah dan pencemaran nama baik.
Dalam hal ini, dia dituduh menerima uang korupsi proyek E-KTP dan dinilai tidak layak memimpin Fraksi Golkar di DPR. Selain itu, GMPG juga menuduh Ketua Umum PG Airlangga Hartarto (AH) meninggalkan slogan Golkar Bersih dengan mengangkat dirinya sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar.
"Saudara Sirajudin (anggota GMPG) menilai dengan sangat subyektif bahwa penunjukan saya sebagai Ketua FPG tidak sejalan dengan slogan Golkar Bersih. Artinya memposisikan saya sebagai koruptor. Ini kan sudah pencemaran nama baik," ujar Ketua Komisi XI DPR ini.
Atas alasan itu juga Mekeng telah melaporkan lima anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ke Bareskrim Polri pada Senin (26/3). Mereka yang dilaporkan adalah Sirajudin Abdul Wahab, Almanzo Bonara, Adam Irham, Arif Budi Prakoso, dan Antoni Pangaribuan.
"Nomor laporannya L‎P/ 407/ III/ 2018/ Bareskrim.‎‎ Mereka melakukan fitnah terhadap saya dengan tuduhan tidak benar," tegasnya.
- Sudaryono di-Wamen-kan, Pengamat: Sinyal Jokowi 'Tantang' PDI Perjuangan
- Andreas Lako: Resolusi Konflik Wadas Harus Duduk Bersama dalam Satu Meja
- Saat Yogi Ardiako Berguru ke Penggiat Sosial Salatiga Peduli, 'Prof' Ahmad Budiharjo : 'Management Lambe Adalah Positif Vibes'