Mengadu Ke DPRD, Warga Pracimantoro Ingin Mempertahankan Ruang Hidup Dan Penghidupannya

Dokumentasi Warga Pracimantoro Yang Ingin Mempertahankan Ruang Hidup Dan Penghidupannya Dengan Mengadu Ke DPRD, Senin (14/04). Dokumentasi
Dokumentasi Warga Pracimantoro Yang Ingin Mempertahankan Ruang Hidup Dan Penghidupannya Dengan Mengadu Ke DPRD, Senin (14/04). Dokumentasi

Warga Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri mulai berani menyatakan sikap untuk menolak rencana pendirian pabrik semen di wilayahnya.

Awalnya warga terdampak datang ingin melakukan unjuk rasa. Tetapi akhirnya mereka diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasinya dalam forum dengar pendapat dengan anggota Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Wonogiri, Senin (14/04).

Juru bicara Paguyuban Tali Jiwo, Suryono menilai rencana pembangunan pabrik semen kurang transparan dan dilakukan tanpa sosialisasi yang memadai kepada masyarakat yang terimbas.  

Mulai dari proses pembebasan lahan yang dilakukan secara diam-diam tanpa memberi penjelasan perihal peruntukannya kepada masyarakat.

“Masyarakat juga kurang dilibatkan dalam konsultasi publik, sebagai bahan studi banding dan penyusunan Amdal (analisa dampak lingkungan – red),” ujar Suryono geram.

Suryono merasakan adanya kekurangberesan, karena pabrik yang akan berdiri berkapasitas besar, sementara masyarakat tidak diberi informasi yang cukup. “Pastinya akan memberikan dampak sosial dan dampak lingkungan,” jelasnya.

Dirinya juga menyebutkan kekhawatiran utama warga yakni hilangnya mata pencaharian mereka sebagai petani, karena hilangnya tanah garapan.

Menurut Suryono, yang juga meresahkan adalah mulai munculnya perpecahan di antara warga, sehingga kerukunan antar warga menjadi terganggu. “Kerukunan sudah tidak seperti dulu. Masyarakat sudah terbagi dua antara kelompok pro dan kontra,” paparnya.

Disampaikan pula bahwa pemasangan spanduk penolakan di beberapa titik bukan semata-mata pernyataan sikap. Akan tetapi sekaligus sebagai alat edukasi agar masyarakat lebih peduli terhadap dampak lingkungan dan kehidupan sosial mereka.

Sebelumnya, pihak pengembang bersikukuh aman kaena pembangunan pabrik semen di Pracimantoro mengadopsi teknologi ramah lingkungan. Merekan menjamin bahwa teknik Zero Run Off System (ZROS) mampu menahan limpasan air hujan dan mencegah banjir serta kekeringan.

Prof. Dr. Budi Sulistyo, pakar lingkungan yang terlibat dalam proyek ini menjelaskan bahwa teknologi ini akan meresapkan air hujan ke dalam tanah dan menahannya sebagai cadangan air. Jadi tidak akan menyebar ke pemukiman.

Sebagaimana diketahui proyek pembangunan pabrik semen bernilai Rp6 triliun ini merupakan bagian dari program strategis nasional.

Rencananya, pabrik semen yang akan dioperasikan oleh PT Sewu Surya Sejati (SSS) dan PT Anugerah Andalan Asia (AAA) ini mempunyai kapasitas produksi 4.2 juta ton semen per tahun. Pabrik ini akan menambang batu gamping dari luas lahan 500 hektare. Mereka juga mengklaim bahwa cadangan bahan baku yang tersedia cukup untuk operasional pabrik selama 70 tahun.

Meski semua izin termasuk amdal sudah dipegang, tetapi Direktur PT SSS dan PT AAA, Suwadi Bing Andi menyatakan bahwa pembebasan lahan masih dalam proses penyelesaian.

Selanjutya Suwadi meyakinkan bahwa proyek mereka akan membawa manfaat ekonomi jangka panjang, khususnya masyarakat Pracimantoro, termasuk Wonogiri secara umum.

Sementara, Suryono menegaskan akan meneruskan perjuangan untuk mempertahankan tanah, udara dan air bersih di lingkungannya. “Hadirnya masyarakat ke gedung DPRD merupakan puncak keresahan warga yang terancam akan kehilangan mata pencaharian dan ruang untuk melanjutkan hidup dan penghidupan mereka,” pungkasnya.

Warga Pracimantoro Diterima Oleh DPRD Wonogiri Pada Senin (14/04). Foto Tribun Solo