Meninggikan Talud Sungai Babon Jadi Solusi Banjir di Timur Kota Semarang

Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk, menjadi kawasan genangan yang surutnya paling lama saat bencana banjir yang terjadi di kota Semarang, sepekan lalu.


Kelurahan Trimulyo Kecamatan Genuk, menjadi kawasan genangan yang surutnya paling lama saat bencana banjir yang terjadi di kota Semarang, sepekan lalu.

Bukan tanpa sebab, meski semua pompa sudah dimaksimalkan, banjir masih menggenangi hingga hari minggu (14/2) lalu. Penyebabnya, ada rembesan atau limpasan dari sungai Babon.

Limpasan inilah yang menjadi pemicu air tak kunjung surut di kawasan Trimulyo. Karena rembesan terjadi di ujung sungai Babon sehingga tidak langsung diketahui.

"Jadi, di muara sungai Babon ada rembesan atau limpasan. Karena berada di ujung, susah diketahui. Tapi kemarin kami bisa menjangkau tempat tersebut. Setelah diberi tanggul sementara, alhamdulilah limpasan di sungai Babon dapat diatasi, sehingga air yang ada di jalan Kaligawe, Trimulyo dan Genuk bisa surut," ungkap Sekretaris Daerah Kota Semarang, Iswar Aminuddin, Selasa (16/2).

Setelah dipelajari, lambatnya air surut di kawasan Trimulyo hingga Kaligawe karena memang ada limpasan tersebut.

Iswar menyatakan, harus ada penanganan secara permanen dari pemerintah pusat untuk meninggikan talud.

Sungai Babon yang terletak diantara perbatasan kota Semarang dengan kabupaten Demak ini bisa segera dibuat talud, terutama pada bagian yang menghadap ke Kota Semarang.

"Harapan kami dari Pemerintah Kota Semarang, talud sungai Babon yang berada di sisi kota Semarang bisa ditinggikan, sehingga tidak sia-sia pompa yang kita miliki di Sringin, jadi kalau terjadi banjir tidak ada limpasan lagi dan genangannya bisa cepat surut." pungkasnya. [sth]